adminpoltek

About adminpoltek

This author has not yet filled in any details.
So far adminpoltek has created 272 blog entries.

Pengabmas : Penggunaan Akupresure dan Aromaterapi Lemon sebagai Alternatif Terapi bagi Ibu Hamil dengan Hipertensi di Desa Beka Wilayah Kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi

Kegiatan pengabdian Masyarakat skema PKM ini dilaksanakan oleh Ibu Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb sebagai Ketua tim, dengan anggota tim: Arie Maineny, SST., M.Tr.Keb, dan Febty Kuswanti, SST., M.Keb.

Kegiatan tersebut dilakukan selama 3 hari sejak tanggal 02-04 Juni 2025 bertempat di Desa Beka Kecamatan Marawola. Kegiatan tersebut dibuka oleh ibu Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb selaku ketua tim pengabdian dan dihadiri oleh anggota tim pengabmas, dan bidan Metriyana, S.Tr.Keb yang merupakan bidan Desa Beka dan Bidan Ni Nyoman Setiasih, S.Tr.Keb yang merupakan bidan koordinator Puskesmas Marawola. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan melibatkan beberapa mahasiswa kebidanan.

Tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu memperkenalkan terapi alternatif non-medis berupa akupresur dan aromaterapi lemon bagi ibu hamil penderita hipertensi di Desa Beka wilayah kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu hamil melalui pendekatan alami dan edukatif. Pengabdian ini melibatkan bidan desa, kader posyandu, ibu hamil serta masyarakat setempat dalam pelatihan dan praktik langsung.

Ketua tim pengabdian masyarakat, Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb, menjelaskan bahwa hipertensi dalam kehamilan masih menjadi salah satu penyebab tingginya risiko komplikasi maternal. Terapi alternatif seperti akupresur dan aromaterapi dapat menjadi solusi pendukung yang aman dan mudah diterapkan. “Akupresur membantu melancarkan peredaran darah, sementara aromaterapi lemon dari minyak esensial bersifat menenangkan dan membantu mengontrol stres serta tekanan darah,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan. Tim pengabdian mengajarkan teknik akupresur sederhana yang bisa dilakukan sendiri oleh ibu hamil atau dibantu oleh keluarga. Selain itu, ibu hamil juga diberikan edukasi tentang penggunaan aromaterapi lemon secara aman.

Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Desa Beka. Sebanyak 25 peserta terdiri dari ibu hamil, kader, dan bidan ikut serta dalam sesi pelatihan dan praktik terapi. Para peserta mengaku merasakan manfaat relaksasi dan kenyamanan setelah mengikuti terapi. “Saya sering pusing karena tekanan darah naik. Setelah ikut terapi dan pakai minyak lemon setiap malam, rasanya lebih tenang dan tidur lebih nyenyak,” ujar salah satu peserta, Ibu Ifriani (32 tahun).

Harapan untuk Keberlanjutan Program

Kepala Puskesmas Marawola, dr. Rika Aprianti, menyatakan dukungannya atas program ini dan berharap metode ini dapat dijadikan program berkelanjutan di posyandu dan pelayanan antenatal rutin. “Pendekatan ini tidak hanya menyehatkan ibu hamil, tapi juga memberdayakan keluarga dan kader untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan kehamilan,” tuturnya.

Program ini merupakan wujud kolaborasi antara sektor pelayanan kesehatan primer dan pendidikan tinggi dalam mendukung kesehatan ibu dan anak, serta menjadi inspirasi bagi desa lain di Kabupaten Sigi dalam menerapkan terapi alternatif yang aman dan terjangkau.

Screenshot

Screenshot

 

By |2025-08-01T00:34:22+00:00Agustus 1st, 2025|Uncategorized|0 Comments

Poltekkes Kemenkes Palu Gelar Edukasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Bagi Ibu Hamil di Desa Lero, Kabupaten Donggala

Desa Lero, Donggala – Kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Edukasi dan Simulasi Kesiapsiagaan Bencana bagi Ibu Hamil di Desa Lero, Donggala” telah berhasil dilaksanakan dengan pendekatan edukatif dan partisipatif. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mengedukasi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil, dalam menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Mardiani Mangun, S.SiT., MPH., bersama tim dosen dari institusi pendidikan kesehatan, yakni Dr. Irsanty Collein, M.Kep., Sp.Kep.MB., Ibu Olkamien J. Longulo, S.Kep.Ns., MSc., Eli Saripah, S.Kep.Ns., M.Kep., Sp.Kep.J., Zakia Radjulaeni, M.Tr.Keb, dan Masda, SST. Mereka semua merupakan tenaga pendidik dan praktisi kesehatan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kesiapsiagaan bencana dan kesehatan komunitas.

Kegiatan ini dihadiri oleh lima orang ibu hamil, sepuluh kader kesehatan, serta petugas kesehatan dan perangkat desa, termasuk Bapak Kepala Desa Lero, Abdul Salam. Kehadiran perangkat desa menunjukkan dukungan penuh terhadap program ini. Para peserta sangat antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang diselenggarakan, mulai dari sesi edukasi hingga simulasi praktik lapangan.

Sesi edukasi difokuskan pada pemahaman dasar mengenai jenis-jenis bencana yang berpotensi terjadi di wilayah Donggala, termasuk gempa bumi dan tsunami, serta dampaknya terhadap ibu hamil. Materi yang disampaikan juga meliputi pentingnya memiliki rencana darurat keluarga, isi tas siaga bencana, serta langkah-langkah evakuasi yang tepat dan aman bagi ibu hamil. Edukasi ini dibawakan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami agar peserta dapat menyerap informasi secara maksimal.

Dalam sesi simulasi, peserta diajak untuk mempraktikkan langkah-langkah evakuasi secara langsung. Dengan bantuan tim fasilitator dan petugas kesehatan, ibu hamil dilatih untuk mengenali jalur evakuasi, posisi tubuh yang aman saat terjadi gempa, dan bagaimana meminta bantuan jika dalam kondisi darurat. Para kader kesehatan juga diberi penguatan peran sebagai pendamping dan pemberi informasi awal dalam situasi krisis.

Selain memberikan edukasi teknis, kegiatan ini juga mengedepankan aspek psikososial. Ibu hamil diajak untuk berbagi pengalaman dan kekhawatiran mereka terhadap kemungkinan bencana. Dalam sesi diskusi kelompok kecil, tercetus beberapa tantangan seperti kurangnya akses terhadap informasi, keterbatasan transportasi saat darurat, hingga rasa takut dan kecemasan yang berlebih. Fasilitator memberikan dukungan emosional dan strategi coping yang dapat digunakan peserta dalam menghadapi stres bencana.

Kepala Desa Lero, Abdul Salam, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap agar pelatihan serupa dapat terus dilanjutkan dan melibatkan lebih banyak elemen masyarakat. Menurut beliau, kesiapsiagaan merupakan tanggung jawab bersama, dan keterlibatan ibu hamil dan kader merupakan modal sosial penting dalam memperkuat ketangguhan desa terhadap bencana.

Hasil evaluasi dari kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kesiapan peserta dalam menghadapi situasi bencana. Melalui post-test dan umpan balik, diketahui bahwa sebagian besar peserta mampu mengingat langkah-langkah evakuasi, memahami pentingnya tas siaga, serta lebih percaya diri dalam bertindak saat terjadi bencana. Ini membuktikan bahwa pendekatan edukatif dan partisipatif efektif dalam meningkatkan kapasitas masyarakat.

Kegiatan ini juga membuka ruang kolaborasi antara institusi pendidikan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan pemerintah desa. Tim dosen berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat melalui program pengabdian berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada edukasi satu arah, namun juga pada pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh. Diharapkan ke depan akan ada pengembangan modul lokal kesiapsiagaan bencana yang dapat digunakan oleh desa lain di wilayah Donggala.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, tim pengabdian berharap agar masyarakat, khususnya ibu hamil, tidak hanya menjadi objek bantuan saat bencana terjadi, tetapi juga menjadi subjek aktif dalam proses mitigasi dan tanggap darurat. Edukasi dan simulasi yang diberikan menjadi bekal penting dalam membangun komunitas yang lebih siap, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi bencana di masa depan.

By |2025-08-01T06:24:58+00:00Juli 31st, 2025|Uncategorized|0 Comments

Pencegahan Kegawatdaruratan Hipertensi melalui pemberdayaan masyarakat: Warga Desa Ueralulu CERDAS untuk Atasi Hipertensi

Poso, 21 Juli 2025 Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Keperawatan Poso melalui tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) meluncurkan program “Pencegahan Kegawatdaruratan Hipertensi melalui pemberdayaan masyarakat” di Desa Ueralulu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini berlangsung pada tanggal 21 Juli 2025 dan dipimpin oleh Ketua Pengusul, Ners AGUSRIANTO, S.Kep, M.M, didukung oleh dua anggota pengusul. NIRVA RANTESIGI, S.Kep, M.M dan ROSAMEY ELLEKE LANGITAN, S.Kep, M.Kep, yang juga berasal dari Poltekkes Kemenkes Palu.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan serius di Kabupaten Poso, dengan prevalensi mencapai 52,15% per Juni 2023 dan angka kematian 2% dari kejadian tersebut. Kurangnya sosialisasi serta edukasi mengenai pencegahan dan penanganan krisis hipertensi di kalangan masyarakat dan kader menjadi tantangan utama.

Untuk menjawab permasalahan ini, tim PKM mengimplementasikan Program CERDAS Hipertensi (Cek Rutin, Edukasi, Diet, Aktivitas fisik, Stop rokok, dan Alkohol). Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai hipertensi, faktor risiko, pencegahan, serta mendorong kepatuhan terhadap pengobatan dan gaya hidup sehat. Tujuannya adalah memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri dan mengurangi angka kejadian kegawatdaruratan akibat hipertensi.

Berbagai aktivitas dilakukan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, diantaranya penyuluhan kesehatan, pemeriksaan  Kesehatan bagi masyarakat desa Ueralulu meliputi pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan Asam Urat dan Kolesterol.

 

Disamping itu dilakukan pula kegiatan pelatihan kader kesehatan untuk pemantauan dan edukasi masyarakat, serta promosi gaya hidup sehat melalui kegiatan olahraga bersama dan penyuluhan diet. Kegiatan ini juga memanfaatkan media sosial dan konten visual edukatif. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan masyarakat.

Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan mitra sasaran, yaitu Pemerintah Desa  Ueralulu. Kepala desa Bapak Sudirman H. Mamma SE menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama, berkontribusi dalam pelaksanaan program, dan berkomitmen untuk keberlanjutan kegiatan.

“Kami berharap program CERDAS Hipertensi ini dapat menjadi solusi efektif dan berkelanjutan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa Ueralulu, khususnya dalam pencegahan kegawatdaruratan hipertensi,” ujar Ners. AGUSRIANTO.

Kepala Desa Ueralulu Bapak Sudarman H. Mamma, SE menambahkan, “Kami menyambut baik inisiatif dari Poltekkes Kemenkes Palu ini. Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk mencapai kesehatan yang lebih baik, dan kami berkomitmen untuk mendukung penuh program ini demi keberlanjutan manfaatnya bagi warga Desa Ueralulu.” Dengan upaya kolaboratif ini, diharapkan terjadi penurunan signifikan dalam kejadian kegawatdaruratan hipertensi di Desa Ueralulu, serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan hipertensi.

 

By |2025-07-24T07:49:17+00:00Juli 21st, 2025|Uncategorized|0 Comments

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kader Kesehatan untuk Deteksi Dini dan Penanganan Stroke di Desa Sedoa

Poso, Sulawesi Tengah – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mendeteksi dini risiko stroke serta penanganan kegawatdaruratannya, tim pengabdi dari Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Keperawatan Poso menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kader Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Deteksi Dini Risiko Stroke dan Manajemen Kegawatdaruratan Penyakit Stroke”. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sedoa, wilayah kerja Puskesmas Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 26 Juni 2025.

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala awal stroke dan penanganan daruratnya seringkali menyebabkan keterlambatan pertolongan, yang berakibat pada memburuknya kondisi pasien. Melalui kegiatan ini, tim PKM berupaya meningkatkan peran kader kesehatan sebagai ujung tombak pencegahan dan penanganan stroke di tingkat masyarakat.

Kegiatan PKM ini meliputi serangkaian pelatihan bagi kader kesehatan dan masyarakat Desa Sedoa, antara lain:

  1. Edukasi tentang Faktor Risiko dan Gejala Stroke – Masyarakat diajarkan untuk mengenali tanda-tanda stroke seperti wajah yang tidak simetris, kelemahan anggota gerak, dan bicara pelo (dengan metode FAST: Face, Arm, Speech, Time).
  2. Pelatihan Manajemen Kegawatdaruratan Stroke – Kader kesehatan dilatih untuk melakukan tindakan pertama saat menemukan kasus stroke sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan.
  3. Penyuluhan Gaya Hidup Sehat – Masyarakat diedukasi tentang pentingnya pola makan seimbang, aktivitas fisik, dan pengendalian hipertensi serta diabetes sebagai langkah pencegahan stroke.
  4. Pembagian Buku Saku dan Alat Peraga – Sebagai bahan edukasi mandiri, peserta menerima buku saku berisi panduan deteksi dini stroke dan poster informasi yang dapat dipasang di posyandu atau rumah warga.

Kepala Desa Sedoa, Alberta Megati, menyambut baik kegiatan ini. “Dengan pelatihan ini, kader kesehatan dan masyarakat kami menjadi lebih siap menghadapi situasi darurat stroke. Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus berlanjut,” ujarnya.

Rosamey Elleke Langitan, S.Kep,Ns.M.Kep, selaku penanggung jawab kegiatan, menekankan pentingnya peran kader kesehatan dalam menekan angka kematian akibat stroke. “Deteksi dini dan penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak kecacatan. Kader kesehatan yang terlatih adalah aset penting bagi masyarakat,”

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Puskesmas Wuasa dan pemerintah setempat. Ke depan, tim PKM berencana melakukan pendampingan berkelanjutan serta evaluasi dampak program bagi masyarakat Desa Sedoa.

By |2025-06-27T04:30:57+00:00Juni 27th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Kuliah Pakar Prodi D3 Keperawatan Poso Kupas Tuntas Manajemen Arteri dan Venous Ulcer

Poso, 25 Juni 2025 Program Studi D3 Keperawatan Poso Poltekkes Kemenkes Palu sukses menggelar kegiatan Kuliah Pakar dengan tema “Manajemen Luka Arteri dan Luka Vena: Tantangan Klinis dan Inovasi Terkini dalam Keperawatan”. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan diikuti antusias oleh mahasiswa, dosen, serta praktisi keperawatan.

Kuliah pakar ini menghadirkan narasumber ahli, Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.,MHS., PhD seorang praktisi dan akademisi berpengalaman di bidang perawatan luka. Dalam pemaparannya, beliau mengupas secara mendalam mengenai perbedaan karakteristik luka arteri dan vena, pendekatan penatalaksanaan klinis yang tepat, serta inovasi-inovasi terkini yang dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien dengan luka kronis.

Dalam sambutannya, Direktur Poltekkes Kemenkes Palu, Dr.M.H.Supriadi B, S.Kp.,M.Kep menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya prodi untuk memperkaya wawasan mahasiswa terhadap praktik keperawatan yang berkembang cepat, khususnya dalam bidang perawatan luka. Kuliah pakar ini sangat relevan dengan kebutuhan lapangan saat ini. Mahasiswa tidak hanya dibekali teori di kelas, tetapi juga diperkenalkan pada pendekatan mutakhir seperti pentingnya inovasi dalam perawatan luka: teknologi balutan modern, terapi kompresi, penggunaan perangkat digital untuk monitoring luka, serta perawatan interdisipliner

Kegiatan berlangsung interaktif dengan pemberian materi diselingi kuis sehingga  mahasiswa aktif menjawab kuis dan konsentrasi dalam menerima materi, sesi diskusi dan tanya jawab yang diikuti secara aktif oleh peserta. Peserta menyampaikan berbagai pertanyaan seputar luka arteri dan vena, prosedur perawatan luka, penggunaan teknologi dalam wound care, hingga kendala-kendala yang sering ditemui di klinik.

Kuliah pakar ini menjadi bagian penting dari agenda akademik Prodi D3 Keperawatan Poso, yang secara konsisten menghadirkan narasumber ahli untuk memperluas wawasan dan keterampilan mahasiswa, sekaligus menjembatani ilmu akademik dengan praktik klinis.

By |2025-06-25T10:16:17+00:00Juni 25th, 2025|Uncategorized|0 Comments

Pengabdian Masyarakat : Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Mencegah dan Mengatasi Stunting di Desa Betania Kecamatan Poso Pesisir

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Prevalensi stunting di Kabupaten Poso pada tahun 2018 mencapai 26,2%, masih di bawah standar WHO yaitu di bawah 20% dan termasuk salah satu kabupaten/kota prioritas pencegahan stunting. Desa Betania ditetapkan sebagai lokasi fokus/prioritas intervensi program penanganan stunting Kabupaten Poso tahun 2023. Prevalensi  stunting di Desa Betania masih cukup tinggi yaitu 24,44%. Masalah lainnya prevalensi underweight di Desa Betania pada bulan April 2024 sebesar 19,5%. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) secara gratis di Desa Betania bersifat jangka pendek, sehingga saat program sudah selesai, masalah kurang gizi muncul kembali akibat daya beli masyarakat yang rendah, serta ketidakmampuan pengolahan makanan secara mandiri pada tingkat rumah tangga. Kurangnya kemampuan keluarga khususnya ibu rumah tangga dalam menerapkan pola asuh terhadap pemenuhan asupan gizi dari segi kualitas maupun kuantitas.  Salah satu intervensi spesifik dan sensitif yang dilakukan untuk mencegah dan mengatasi stunting yaitu melalui  pemberian edukasi stunting, edukasi gizi pada ibu hamil, edukasi pola asuh balita yang benar serta  cara pengolahan protein tempe. Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen Poltekkes Kemenkes Palu di Desa Betania Kecamatan Poso Pesisir. Kegiatan tersebut dilakukan selama 2 hari sejak tgl 23-24 Juni 2025. Kegiatan tersebut dibuka oleh bapak John Potohu selaku kepala Desa Betania.  Kegiatan ini dihadiri oleh tim pengabmas dan mahasiswa,  kepala Desa Betania, bidan Desa, kader posyandu, ibu hamil dan ibu balita stunting Desa Betania.Kegiatan ini di awali dengan pembagian booklet dan kuesioner pre test, sesi kedua yaitu pemberian penyuluhan tentang stunting,  gizi pada ibu hamil,  pola asuh balita yang benar serta  cara pengolahan protein tempe, sesi ke tiga yaitu sesi tanya jawab dan pembagian kuesioner post test.   Masyarakat  Desa Betania secara Khusus Ibu hamil dan Ibu Balita sangat antusias dalam kegiatan pengabdian ini.  Kegiatan pengabdian Masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Desa Betania.

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif Mencegah dan Mengatasi Stunting di Desa Betania Kecamatan Poso Pesisir

“Kami bersyukur untuk kegiatan ini, dalam kegiatan ini kami banyak mendapatkan pengetahuan tentang stunting, pola asuh pada balita yang benar dan  kami  juga diajarkan manfaat tempe dan  cara pengolahan protein tempe menjadi nugget untuk memenuhi nutrisi balita kami. Kami juga diberikan kesempatan untuk bertanya  tentang hal – hal yang kurang kami mengerti ujar salah seorang ibu Balita  yang hadir dalam kegiatan Pengabmas ini.

Dalam  sambutannya ibu Fransisca Noya, SST.,M.keb selaku ketua tim pengabdian Masyarakat dosen   Poltekkes Kemenkes Palu Prodi D III Kebidanan Poso mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, ibu balita serta ibu hamil tentang  stunting, gizi pada ibu hamil, pola asuh yang benar serta manfaat tempe dan cara pengolahannya. Selain itu kegiatan pengabdian Masyarakat ini juga sebagai ajang promosi Poltekkes Kemenkes Palu kepada Masyarakat Kabupaten Poso.

By |2025-06-25T01:28:31+00:00Juni 25th, 2025|Uncategorized|0 Comments

Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan di Komunitas: Prodi DIII Keperawatan Poso Latih Tim Bencana Desa Sintuwulemba

Program Studi DIII Keperawatan Poso, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan di Komunitas bagi Tim Bencana Desa Sintuwulemba” pada awal Juni 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sintuwulemba, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, dan diikuti oleh tim bencana desa serta perwakilan masyarakat yang tergabung dalam forum kesiapsiagaan bencana lokal. Kegiatan ini sebagai bentuk implementasi Kerjasama Desa Binaan dalam bidang Kesehatan antara Prodi DIII Keperawatan Poso dengan Desa Sintuwulemba. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi gawat darurat sebelum bantuan medis profesional tiba.

Ketua Program Studi DIII Keperawatan Poso Ibu Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns., M.Biomed, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari kontribusi nyata institusi pendidikan kesehatan dalam memperkuat kapasitas desa tangguh bencana. “Masyarakat desa merupakan garda terdepan saat terjadi bencana, sehingga kemampuan dasar penanganan kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh setiap tim bencana desa,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, peserta diberikan pelatihan teori dan praktik langsung, mencakup penanganan cedera, resusitasi jantung paru (RJP), evakuasi korban, dan manajemen pertolongan pertama dalam situasi darurat. Seluruh sesi difasilitasi oleh dosen berpengalaman dari Prodi DIII Keperawatan Poso, antara lain:

  • Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns., M.Biomed
  • Agusrianto, S.Kep.Ns., MM
  • Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns., MM
  • Ni Made Ridla Nilasanti, S.Kep.Ns., M.Biomed
  • Rosamey Elleke Langitan, S.Kep.Ns., M.Kep
  • Dewi Nurviana Suharto, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
  • RB Bambang Hermanto, S.Kep.Ns

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat dari semangat dalam sesi simulasi dan diskusi. Kepala Desa Sintuwulemba turut memberikan apresiasi kepada tim dosen dan berharap pelatihan ini bisa dilakukan secara berkala untuk memperkuat kesiapsiagaan warga.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Sintuwulemba semakin tanggap, sigap, dan siap dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan, sehingga risiko korban jiwa maupun dampak kesehatan lainnya dapat diminimalkan.

 

By |2025-06-18T07:54:21+00:00Juni 18th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Pembentukan Desa Sadar Pencegahan Penyakit Jantung Sejak Dini: Warga Desa Ueralulu Antusias Cegah Sejak Awal

📍 Desa Ueralulu, Poso – 12–13 Juni 2025

Sebagai bagian dari upaya menurunkan angka kejadian penyakit jantung, tim dosen dari institusi kesehatan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pembentukan Desa Sadar Pencegahan Penyakit Jantung Sejak Dini” di Desa Ueralulu, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, pada 12–13 Juni 2025.

Tim pengabdi terdiri dari Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns.,MM, Dewi Nurviana Suharto,Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB, Rosamey Elleke Langitan, S.Kep.Ns.,M.Kep, dan Fransiska Noya, SST.,M.Keb, yang berkolaborasi dengan pemerintah desa, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat. Melalui kegiatan ini, masyarakat diedukasi mengenai faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, kurang gerak, konsumsi makanan tinggi lemak, merokok, dan stres berkepanjangan. Selain penyuluhan, tim juga melakukan skrining kesehatan gratis seperti cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

“Penyakit jantung kini banyak menyerang usia muda. Masyarakat perlu diedukasi sejak sekarang agar tidak menyesal di kemudian hari,”ujar Nirva Rantesigi, Ketua Tim Pengabdi.

“Edukasi penting, tapi harus dibarengi dengan tindakan nyata seperti cek kesehatan. Kami ingin masyarakat tahu kondisi tubuh mereka agar bisa ambil langkah preventif,” tambah Dewi Nurviana Suharto.

Untuk menjamin keberlanjutan, tim melatih kader desa agar mampu menjadi motor penggerak perubahan. Komunitas “Desa Sadar Jantung” pun resmi dibentuk, sebagai ruang edukasi dan aksi kolektif masyarakat. “Kami percaya bahwa perubahan nyata dimulai dari komunitas. Dengan pelatihan kader, kami harap pesan ini terus hidup dan menyebar ke generasi berikutnya,” jelas Rosamey Elleke Langitan.

Program ini selaras dengan strategi transformasi layanan primer dari Kementerian Kesehatan, yang menekankan pendekatan promotif dan preventif berbasis komunitas. “Kami mengangkat konsep CERDIK dalam kegiatan ini, agar masyarakat hidup lebih sehat, lebih sadar, dan lebih aktif mencegah,” kata Fransiska Noya, yang membawakan sesi edukasi gaya hidup sehat.

 

Testimoni Warga Desa Ueralulu

Antusiasme warga terlihat sejak hari pertama. Warga berbondong-bondong hadir mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Selama ini saya tidak pernah cek kolesterol atau gula darah. Ternyata hasil saya tinggi. Sekarang saya tahu harus jaga makan dan mulai jalan kaki tiap pagi,” ujar Hj. Mendri, warga Desa Ueralulu berusia 52 tahun.

“Biasanya kegiatan seperti ini hanya di kota. Tapi sekarang kami di desa juga bisa belajar dan periksa kesehatan secara gratis. Terima kasih untuk tim pengabdi,” tambah Bapak Saripuddin, salah satu tokoh masyarakat desa.

Kepala Desa Ueralulu mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa dilakukan rutin setiap tahun dan menjadi gerakan lintas desa. Ia juga menyatakan komitmen pemerintah desa dalam mendukung kegiatan promosi kesehatan.

 

 

By |2025-07-07T07:43:19+00:00Juni 13th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Ners Peduli Bencana: Poltekkes Kemenkes Palu Turun Tangan Bantu Korban Banjir Bandang di Desa Wombo Kalongo

Palu, 28 Mei 2024 – Sebagai wujud nyata dari kepedulian terhadap sesama, mahasiswa dan dosen Program Studi Ners Poltekkes Kemenkes Palu melaksanakan kegiatan kemanusiaan bertajuk “Ners Peduli Bencana” di Desa Wombo Kalongo, Kabupaten Sigi. Kegiatan ini merupakan respons cepat terhadap bencana banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada 27 Mei 2024.

Bencana alam ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Wombo Kalongo secara intens. Derasnya aliran sungai membawa material kayu besar yang menghantam dan menghancurkan jembatan utama desa, sehingga menyebabkan akses utama warga terputus. Dampak bencana menyebar ke dua desa yaitu Desa Wombo dan Desa Wombo Kalongo, dengan total ratusan rumah terendam lumpur dan air serta puluhan warga menjadi korban.

Berdasarkan laporan dari BPBD Sulawesi Tengah, sebanyak 350 rumah warga di Desa Wombo Kalongo terendam, dengan satu jembatan utama putus total, serta kerusakan parah pada sejumlah fasilitas pendidikan seperti TK, SMP, dan Madrasah. Dua warga dilaporkan hilang dan masih dalam proses pencarian, sementara sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sementara itu, Desa Wombo juga mengalami dampak yang sangat serius. Tercatat 87 rumah rusak, dan 301 jiwa atau 114 KK terdampak langsung oleh banjir. Selain itu, empat warga dinyatakan hilang, dan fasilitas umum seperti satu Madrasah Ibtidaiyah, satu TK, serta satu masjid turut terdampak.

Dalam kegiatan kemanusiaan ini, tim Ners Peduli Bencana yang terdiri dari mahasiswa angkatan 8 Prodi Ners, didampingi langsung oleh sejumlah dosen, termasuk:

  • Dr. Andi Fatmawati Syamsu, M.Kep., Ns., Sp.Kep.An. – Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu

  • Dr. Irsanti Colein, M.Kep., Ns., Sp.KMB – Kepala Program Studi Ners

  • Ismunandar, S.Kep., Ns., M.Kep – Ketua Tim Satgas Bencana

  • Serta para dosen Prodi Ners lainnya

Kegiatan ini meliputi bantuan medis, psikososial, serta distribusi logistik kepada para penyintas. Kehadiran tim dari Poltekkes Kemenkes Palu diharapkan dapat meringankan beban warga yang terdampak, sekaligus menjadi sarana pembelajaran lapangan bagi mahasiswa dalam menangani kondisi krisis dan bencana.

“Ini bukan hanya soal bantuan kemanusiaan, tapi juga bagian dari proses pendidikan karakter dan profesionalisme mahasiswa keperawatan. Kami hadir untuk membantu, mendengar, dan belajar dari masyarakat,” ujar Dr. Andi Fatmawati.

Poltekkes Kemenkes Palu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut serta dalam upaya pemulihan pascabencana. Semangat solidaritas dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk membangun kembali desa-desa yang terdampak dan memulihkan harapan warga.

By |2025-06-03T08:30:58+00:00Juni 3rd, 2025|Uncategorized|0 Comments

Edukasi Bijak Gunakan Gawai, Poltekkes Kemenkes Palu Gelar Pengabdian Masyarakat di SDN 10 Palu

Palu, 2 Juni 2025 – Dalam rangka menghadapi tantangan era digital, tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Pengelolaan Screen Time di Era Digital” yang berlangsung hari ini di SDN 10 Palu.

Kegiatan ini dipimpin oleh Hadina, SST., M.Keb., dosen Poltekkes Kemenkes Palu, dan disambut hangat oleh Kepala SDN 10 Palu, Afiat Lamakarau, M.Pd., bersama wali kelas, Bapak Firdaus. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam mengelola penggunaan gawai secara bijak dan seimbang.

Sebanyak 32 siswa mengikuti kegiatan dengan antusias. Mereka dibekali pemahaman tentang dampak screen time berlebih dan strategi mengatur waktu layar melalui pendekatan yang menyenangkan, seperti permainan edukatif, diskusi kelompok, dan kuis interaktif.

Selain edukasi, kegiatan ini juga disertai dengan skrining Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) sebagai upaya deteksi dini terhadap masalah emosi dan perilaku siswa. Hasil skrining akan menjadi masukan penting bagi sekolah dan orang tua dalam memahami kondisi psikososial anak.

Keceriaan terpancar dari siswa-siswi, termasuk Akbar dan Bilqis yang tampak sangat menikmati sesi tersebut. “Seru! Kita belajar sambil bermain,” kata Akbar dengan semangat.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat dan relevan dengan kondisi anak-anak saat ini. Terima kasih atas kehadiran dan kontribusinya,” ujar Kepala Sekolah, Afiat Lamakarau, M.Pd.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah dasar dalam membangun generasi digital yang sehat secara fisik, mental, dan sosial.

By |2025-06-03T07:54:33+00:00Juni 2nd, 2025|Uncategorized|0 Comments
Go to Top