Pengabmas

Tim Pengabmas Poltekkes Palu Melakukan Percontohan Jamban Keluarga Sehat Di Desa Kabobona Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi

Palu, 27 Juni 2024. Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari Udin, SKM.,M.Si (Ketua Tim) Dr. Tjitrowati Djaafar, SKM.,M.Kes, Saharudin, SKM.,M.Sc. Sebaru saja menyelesaikan kegiatan pembuatan jamban keluarga sehat tertanggal 2, 3 dan 6 Mei tahun 2024 yang bertujuan untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusi merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin diatasi.

Pelaksanaan pengabdian ini berawal dengan diadakan pengambilan data oleh mahasiswa semester satu Prodi D-III Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan pada tanggal 3 september 2022 diperoleh data bahwa desa Kabobona adalah desa yang terdampak likuifaksi dan ada beberapa rumah yang belum memiliki jamban keluarga sehat sehingga perlu ditindak lanjut dengan survey dan melibatkan tenaga sanitasi puskesmas Dolo sehingga diperoleh data bahwa sekian 100% masyarakt RW 11 yang ada di desa Kabobona belum mempunyai jamban keluarga sehat sehingga perlu dibuatkan contoh jamban keluarga sehat.

Salah satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah stop buang air besar sembarangan bertujuan untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Untuk mengatasi permasalahn tersebut perlu meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, melalui peningkatan peran seluruh pemangku kepenringan, pelaksanaan sosialisasi, mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi dari kebiasaan buruk dan perubahan perilaku masyarakat. Peningkatan kapasitas kemitraan dengan kelompok masyarakat, melalui cara menggali potensi masyarakat untuk membangun jamban keluarga sehat dan mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong) serta tidak mengganggu estetika , serta terlaksananya pembuatan satu jamban keluarga sehat yang siap dipakai oleh masyarakat desa Kabobona Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dan terbentuknya kelompok masyarakat untuk menjaga serta memberi penjelasan tentang manfaat pembuatan jamban keluarga sehat.

  1. Kesadaran, yaitu kejelasaan serta pengetahuan tentang jamban keluarga sehat yang dibuat di masyarakat.
  2. Pemahaman yang baik tentang keinginan berbagai pihak.
  3. Adanya kemauan dan keterampilan kelompok sasaran untuk menempuh proses pemberdayaan.

Pembuatan jamban keluarga sehat di Desa Kabobona, Kecamatan. Dolo, Kabupaten. Sigi,, telah dilakukan dengan lancer dan baik dan juga di dukung oleh mitra dan aparatur kelurahan yang berperan aktif untuk meningkatkan cara hidup bersih dan sehatt melalui peningkatan perilaku tidak membuang air besar sembarangan.

Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra tentang perlunya keluarga agar terhindar dari penyakit berbasis lingkungan dan estetika. Sebagai perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan melaksanakan pengabdian di RT 11 berupa pembuatan jamban keluarga sehat di Desa Kabobona Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Pembangunan jamban keluarga harus dimiliki oleh setiap rumah tangga sehingga penurunan kualitas lingkungan tidak terjadi, sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan terhadap masyarakat.

Tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul percontohan jamban keluarga sehat di Desa Kabobona, Kecamatan. Dolo, Kabupaten. Sigi oleh tim poltekkes kemenkes palu.

By |2024-07-09T07:48:37+00:00Juni 27th, 2024|Pengabmas|0 Comments

PENGABMAS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SIGI, KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Cegah Stunting dengan Skrining dan Edukasi ReHat (Remaja Sehat) AmAn (Aman Anemia) pada Siswi SMA Negeri 1 Sigi

Kegiatan pengabdian Masyarakat skema PKM ini dilaksanakan oleh Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH sebagai Ketua tim, dengan anggota tim: Novi Dwi Astuti, SST., M.Keb

Kegiatan tersebut dilakukan pada hari Rabu 12 Juni 2024  bertempat di SMAN 1 Sigi Kecamatan Sigi Biromaru. Kegiatan tersebut dibuka oleh Ibu Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH selaku ketua tim pengabdian dan dihadiri oleh anggota tim pengabmas, dan guru pendamping  Bapak Dedy Melky, S.Pd. Dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini  juga melibatkan 5 orang mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Palu. Kegiatan ini terdiri dari pemeriksaan hemoglobin  dan pemberian edukasi tentang anemia pada remaja putri.

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sigi, merupakan salah satu SMA yang berada di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu upaya untuk mendeteksi sedini mungkin siswi yang mengalami anemia. Hal ini merupakan investasi kesehatan pada remaja akan menjamin keberlangsungan dan memperkuat intervensi kesehatan sejak usia dini. Selaku Ketua Tim Pengabdi, Ibu Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi secara dini kejadian anemia pada remaja putri melalui pemeriksaan kadar hemoglobin siswi, sekaligus memberikan edukasi tentang  remaja sehat aman anemia (ReHat AmAn). Remaja putri sebagai salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Hal ini dikarenakan pada masa itu mereka juga mengalami menstruasi, apalagi jika remaja putri tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang anemia. Masalah kesehatan yang terjadi sejak remaja berpengaruh besar terhadap generasi yang akan dilahirkan salah satunya resiko melahirkan stunting. Remaja yang mengalami kekurangan energi kronis serta anemia  berisiko lebih tinggi melahirkan bayi stunting dibandingkan dengan remaja yang mempunyai status kesehatan baik. Oleh sebab itu perlu pencegahan stunting dengan mempersiapkan generasi remaja yang sehat melalui program intervensi kesehatan remaja baik melalui sekolah maupun wilayah. Intervensi kesehatan pada remaja dapat menurunkan dampak yang disebabkan oleh rendahnya derajad kesehatan yang terjadi pada anak, sehingga dapat memutus siklus stunting dan berperan dalam mempercepat perbaikan indikator kesehatan reproduksi. Harapannya kegiatan ini dapat mendukung upaya-upaya untuk pencegahan stunting di Kabupaten Sigi.

Miftahul Janna salah satu siswi SMAN 1 Sigi peserta kegiatan ini mengatakan: saya sangat senang mengikuti kegiatan ini karena saya jadi tahu apakah saya mengalami anemia atau tidak, serta mendapatkan pengetahuan tentang anemia pada remaja putri.

Bapak Dedy Melky, S.Pd. selaku guru pendamping menyampaikan sangat senang dan bersyukur anak didiknya memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini karena sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi anak didiknya.

Ucapan terima kasih kepada Tim Pengabdian Kepada Masyarakat disampaikan oleh Ibu Nurhaerana Asis, S.Pd.  selaku Wakil Kepala Sekolah, karena telah melaksanakan kegiatan ini  di SMAN 1 Sigi dan berharap agar kegiatan-kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan lagi kedepannya.

Berikut dokumentasi kegiatan Pengabmas:

 Gambar 1. Pemeriksaan Hemoglobin

Gambar 2. Edukasi Anemia Pada Remaja Putri

Gambar 3. Foto Bersama Tim Pengabdi dan Peserta

By |2024-07-17T02:52:33+00:00Juni 12th, 2024|Pengabmas|0 Comments

Pengabmas : Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) di Posyandu Lansia Lagarutu CPI 5 Talise Valangguni Palu

Percontohan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular : Pengukuran Tekanan Darah, Pengukuran Gula Darah, Pemeriksaan Kolesterol dan Asam Urat, Di Posyandu Lansia Lagarutu CPI 5 Talise Valangguni Palu Oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu

Palu, 08 Juni 2024, Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes kemenkes Palu yang terdiri dari : Firdaus Hi. Yahya Kunoli, SKM.,M.Kes (Ketua Tim), Hj. Azizah Saleh, SKM.,MM. Amir, S.Kep.Ns.,MM. Baru saja menyelesaikan kegiatan Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit tidak Menular Seperti Pengukuran Tekanan Darah, Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat. Di Posyandu Lansia Lagarutu CPI 5 Talise Valangguni Palu, dengan surat tugas tertanggal 07, dan 08 Juni 2024, yang bertujuan untuk mendeteksi dini faktor risiko Penyakit Tidak menular (PTM), sehingga diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan faktor risiko penyakit tidak menular melalui pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan kadar serum darah, pengukuran tekanan darah, wawancara perilaku berisiko dan edukasi perilaku gaya hidup sehat.

Penyakit Tidak Menular merupakan  permasalahan yang ditemukan di masyarakat yaitu Masih tingginya penyakit tidak menular di kalangan lansia dan pengetahuan tentang penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM), cara pencegahan, factor pencetus penyakit tidak menular (PTM). Untuk itu tim dosen dari Poltekkes Kemenkes Palu perlu diadakan  kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan para lansia sehingga pemahaman dalam pencegahan dan pengendalian factor pencetus penyakit tidak menular (PTM) dapat meningkat dan kualitas hidup lebih baik, maka sebagai salah satu solusi yang ditawarkan melalui upaya deteksi dini penyakit tidak menular.

Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan secara langsung di Posyandu Lansia Lagarutu CPI 5 Talise Valangguni Palu melalui Pengukuran tekanan darah, pengukuran kadar gula dan kolesterol darah, Pengukuran indeks massa tubuh, Wawancara perilaku berisiko dan Edukasi perilaku gaya hidup sehat dan sebagai langkah tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilaksanakan, untuk melihat apakah para lansia telah memahami hasil penyuluhan yang diberikan. Untuk itu  tindak lanjut kegiatan ini  merupakan persiapan dengan menyampaikan ke Kelurahan Talise Valangguni menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan, metode melalui kader kesehatan di Posyandu Lansia.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk  memberikan edukasi  dan informasi terkait penyakit tidak menular penyebab, factor pencetus dan upaya pencegahan dan pengendalian PTM. Mitra dalam hal ini adalah pihak puskesmas (dokter dan tenaga kesehatan), serta berkoordinasi waktu pelaksanaan dengan kader kesehatan.

Hasil pemeriksaan deteksi dini PTM dari 40 lansia yang berkunjung ke posyandu 70% memiliki Hipertensi sedang dan memiliki keluhan penyerta, memiliki kadar serum darah yang melebihi ambang batas normal sehingga di berikan pengobatan oleh dokter. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan lancar baik dalam proses kegiatan maupun koordinasi dengan mitra dan masih terdapat masalah dan keluhan lansia yang mengalami penyakit tidak menular.

Kader kesehatan, yang bertugas saat kegiatan posyandu lansia serta kepala kelurahan yang saat itu datang memonitoring kegiatan posyandu lansia sekaligus sebagai sasaran posyandu lansia.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh semua pihak yang terlibat saling bekerjasama dengan tanggung jawab tugas sebagai berikut:

  1. Tim pengabmas sebagai Fasilitator dan narasumber kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Pihak Puskesmas dan kepala keluarahan Talise Valangguni sebagai penanggung jawab wilayah yang digunakan sebagai lahan pengabdian masyarakat.
  3. Lansia sebagai peserta deteksi dini PTM dan penerima informasi tentang PTM

Gambar 1 : Pendaftaran bersama Kader Posyandu

Gambar 2 : Pemeriksan Tekanan Darah

Gambar 3: Pengukuran lingkar perut oleh kader kesehatan

Gambar 4: Pemeriksaan serum darah, Gula darah, Kolesterol, Asam Urat oleh analis Puskesmas Talise

Gambar 5: Diskusi dan evaluasi pemahaman lansia tentang  PTM

By |2024-07-08T06:53:22+00:00Juni 8th, 2024|Pengabmas|0 Comments

Edukasi Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro, Palu: Langkah Konkret Poltekkes Kemenkes Palu

Pada tanggal 8 Mei 2024, tim pengabdian masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari Herlina S. Sunuh, SKM., M.Sc (Ketua Tim), Fellysca V. M. Politon, dan Christine, SKM., M.Kes., melaksanakan kegiatan edukasi pencegahan Tuberkulosis (TB) paru di Kelurahan Taipa yang merupakan kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mamboro di Kota Palu. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan TB dan mengurangi angka penyebaran penyakit tersebut di komunitas.

Kegiatan edukasi ini dilatarbelakangi permasalahan TB yang merupakan salah satu penyakit menular dan masih menjadi tantangan besar dalam bidang kesehatan di Indonesia, termasuk di Kota Palu. Edukasi dan pencegahan adalah langkah-langkah krusial untuk memberantas penyakit ini, dan kami di Poltekkes Kemenkes Palu merasa perlu untuk berperan aktif dalam upaya ini.

Kegiatan edukasi yang dilaksanakan di Kelurahan Taipa wilayah kerja Puskesmas Mamboro ini melibatkan dosen dan mahasiswa Poltekkes Palu bekerja sama dengan Puskesmas Mamboro dan Pemerintah Kelurahan Taipa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat umum. Materi yang disampaikan meliputi Pengenalan TB dan Pencegahan TB, Peran Masyarakat dalam Pencegahan TB.

Kegiatan ini diharapkan dapat berdampak positif bagi masyarakat sehingga dapat lebih memahami pentingnya pencegahan TB dan mampu menerapkan langkah-langkah pencegahan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kami juga berharap dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam melakukan deteksi dini dan segera mengakses layanan kesehatan jika mengalami gejala-gejala TB.

Kegiatan ini adalah wujud nyata komitmen Poltekkes Kemenkes Palu dalam mendukung upaya pemerintah untuk memberantas TB di Indonesia. Poltekkes Kemenkes Palu akan terus berupaya melakukan kegiatan-kegiatan serupa di masa depan dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melawan TB.

By |2024-06-24T07:44:15+00:00Mei 8th, 2024|Pengabmas|0 Comments

Edukasi dan Deteksi Dini Kesehatan Mental Remaja di SMA Negeri 3 Palu, Kelurahan Birobuli Utara kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah Oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu

Palu, 06 Mei  2024. Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari : , Helena Pangaribuan,S.Kep,Ns.,M.Kep (Ketua Tim), Baiq Emy Nurmalisa, S.Kep,Ns.,M.Kep, Arifuddin,S.ST.,M.Kes, baru saja menyelesaikan kegiatan edukasi dan deteksi dini kesehatan mental remaja di SMA Negeri 3 Palu, Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu Selatan, dengan surat tugas tertanggal 06, 07 Mei tahun 2024 yang bertujuan untuk melihat/mengetahui  kesehatan mental remaja di SMAN 3 Palu  .

Deteksi dini Kesehatan mental merupakan hal terpenting dalam menunjang terwujudnya kualitas hidup individu yang utuh. Maka dari itu masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap remeh dan perlu penanganan sedini mungkin. Berdasarkan paradigma sehat yang telah dirancang oleh Kementerian Kesehatan, saat ini lebih menekankan pada upaya pencegahan yaitu preventif dan promotive. Namun upaya ini tidak akan tercapai jika hanya dilakukan di rumah sakit saja. Kini penanganan masalah kesehatan mental mengalami pergeseran dari hospital based menjadi community based (Sutini & Hidayati, 2017). Berdasarkan Rencana strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010-2014, bahwa visi pembangunan kesehatan antara lain menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan surveyor, monitoring, dan informasi kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan mental remaja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan secara umum (Sutini & Hidayati, 2017).

Pelaksanaan pengabdian  ini berawal hasil deteksi dini kesehatan mental yang pernah  dilakukan pada remaja di  SMPN  9  Palu tahun 2022 oleh pengabdi , bahwa sebesar 25% remaja mengalami kecemasan berat, sebesar 2% remaja mengalami depresi berat, dan sebesar 4% remaja mengalami stres berat. Hal ini tentunya menjadi indikasi bahwa sebenarnya keadaan mental remaja tidak baik-baik saja, walaupun merasa baik-baik saja. Karena orientasi sehat menurut masyarakat luas masih terbatas pada kesehatan jasmani saja. Pengetahuan mengenai gangguan kesehatan mental emosional pada remaja masih sangat terbatas. Untuk itu perlu tindak lanjut edukasi dan deteksi dini kesehatan mental remaja. Karena orientasi sehat menurut masyarakat luas masih terbatas pada kesehatan jasmani saja. Pengetahuan mengenai gangguan kesehatan mental emosional pada remaja masih sangat terbatas.

Remaja  (adolescence) adalah fase transisi  berada pada rentang usia 11-20 tahun. Usia remaja merupakan generasi emas penerus bangsa, maka dari itu perlu menjadi fokus perhatian untuk tetap terjaga kesehatan mentalnya sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang didalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan serta berperan aktif dikomunitasnya (Sacco, 2013).   Gangguan mental dapat berupa gejala kecemasan, depresi yang dapat digambarkan dari kehilangan motivasi terhadap sesuatu, mudah tersinggung, dan memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri (Ignat, 2014). Prevalensi kasus kesehatan mental pada remaja di Indonesia masih tergolong tinggi. Masa remaja merupakan periode kritis peralihan anak menjadi dewasa, terjadi perkembangan hormonal, psikologis, fisik, dan sosial yang begitu cepat. Hampir seperlima dari total penduduk di Indonesia adalah usia 10-19 tahun, usia tersebut merupakan rentang usia remaja (Riskesdas, 2018). Kategori gangguan mental emosional penduduk berusia di atas 15 tahun, Sulawesi Tengah (11.6%) berada pada peringkat kedua dan Sulawesi Selatan serta Jawa Barat (9.3%),

Kesehatan mental Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) merupakan kuesioner yang sudah valid dan reliabel untuk melakukan skrining gangguan psikiatri dan keperluan penelitian terkait ganguan psikiatri. PHQ dirancang dan dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) (Organization, 1994) dan sudah digunakan untuk menilai dan melihat kesehatan jiwa penduduk Indonesia melalui kegiatan Riskesdas.

  1. Aplikasi dari IPTEK terkait tugas dan fungsi jabatan dosen agar ilmu bisa di kembangkan dan deterapkan ditengah-tengah masyarakat dan tidak hanya diajarkan kepada mahasiswa.
  2. Mendukung program pemerintah pusat dan daerah di bidang kesehatan mental , yang

spesifik pada peningkatan pelayanan deteksi dini kesehatan mental remaja .

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat   di SMAN 3 Palu Sulawesi Tengah oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu , berupa edukasi dan deteksi dini kesehatan mental remaja menggunakan kuesioner Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9)

Gambar 1 Pelaksaan edukasi dan deteksi dini kesehatan mental remaja

 

Gambar 2 Study kasus bermain peran

 

Gambar 3 penerimaan materi

 

Gambar 4 Dokumentasi foto bersama

By |2024-07-12T02:19:10+00:00Mei 6th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

PENGABMAS : Peningkatan Kapasitas Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Tsunami Di Desa Wani Satu Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

Palu, 29 April 2024, Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari: Dr. H. Baharuddin Condeng, SKM.,M.Kes (Ketua Tim), Amyadin, SKM.,M.Si. Supriadi abd Malik, SKM.,M.Kes. Baru saja melakukan kegiatan penyuluhan tentang Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat menghadapi Bencana Tsunami Di Desa Wani Satu Kecamatan Labuan kabupaten Donggala Sulawesi Tengah, dengan Surat Tugas tertanggal 29 April 2024 yang bertujuan  untuk Meningkatkan Pengetahuan Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Tsunami di Desa Wani Satu Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah

Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Donggala, memiliki sejarah panjang terkait bencana gempa bumi dan tsunami. Peristiwa gempa dan tsunami pada tahun 2018 di Palu dan Donggala menjadi salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi di wilayah ini, menewaskan ribuan orang dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah. Kejadian ini menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana yang lebih baik untuk mencegah kerugian yang lebih besar di masa depan.

Desa Wani Satu memiliki luas wilayah sekitar 15 km² dan terletak di pantai barat Pulau Sulawesi, dengan ketinggian rata-rata 5 meter di atas permukaan laut. Desa ini dihuni oleh sekitar 2.000 penduduk yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani. Infrastruktur di desa ini masih terbatas, dengan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang sederhana. Kondisi geografis yang dekat dengan laut dan infrastruktur yang kurang memadai membuat Desa Wani Satu sangat rentan terhadap bencana tsunami.

Kesiapsiagaan masyarakat merupakan salah satu komponen utama dalam upaya mitigasi bencana. Hal ini melibatkan berbagai aspek seperti pemahaman tentang risiko bencana, kemampuan untuk merespons dengan cepat dan tepat saat bencana terjadi, serta kesiapan infrastruktur pendukung. Tingkat kesiapsiagaan yang tinggi dapat mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian material. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat di Desa Wani Satu menjadi sangat krusial.

Pelaksanaan pengabdian ini berawal Sebelum memberikan edukasi dilakuakn persiapan dan identifikasi masalah yang sering dialami Masyarakat sehubungan dengan bencana. Ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi pengetahuan awal peserta. Selanjutnya pada tahap ini diadakan penyuluhan tentang Peningkatan Kapasitas Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Tsunami di Desa Wani Satu Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Kegiatan ini dilakukan secara luring dengan memberikan edukasi kepada Masyarakat Desa Wani Satu. Kemudian setelah kegiatan edukasi dilanjutkan pada penjelasan Solusi menghadapi bencana tsunami, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh petugas Babinsa, Babikhamtibmas, Perangkat Desa, Kader dan, Petugas Puskesmas Desa Wani Satu.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh semua pihak yang terlibat saling bekerjasama dengan tanggung jawab tugas sebagai berikut:

  1. Tim pengabmas sebagai Fasilitator dan narasumber kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Pihak Puskesmas dan kepala desa sebagai penanggung jawab wilayah yang digunakan sebagai lahan pengabdian masyarakat.
  3. Masyarakat sebagai peserta edukasi
  4. Babinsa dan Babinkamtibmas sebagai pengamanan dalam kegiatan.

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk  memberikan edukasi   Peningkatan Kapasitas Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Bencana Tsunami di Desa Wani Satu Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Mitra dalam hal ini adalah Kepala Desa Wani Satu yang memfasilitasi kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

Gambar  1: : Koordinasi dengan Kepala Desa Wani Satu

Gambar 2: Memberikan edukasi kepada Masyarakat

 

Gambar3 : Warga Antusias Mengikuti Penyuluhan Tentang Bencana Tsunami

 

Gambar 4: Foto Bersama Aparat, Petugas Kesehatan, Kader dan Tim Pengabdi

By |2024-07-09T00:57:09+00:00April 29th, 2024|Pengabmas|0 Comments

Edukasi dan senam hipertensi pada kelompok resiko di Puskesmas Bulili kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah Oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu

Palu, 27 April  2024. Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari : , Arifuddin,S.ST.,M.Kes (Ketua Tim), Helena Pangaribuan,S.Kep,Ns.,M.Kep Baiq Emy Nurmalisa, S.Kep,Ns.,M.Kep, baru saja menyelesaikan kegiatan edukasi dan senam hipertensi pada kelompok resiko di Puskesmas Bulili Kecamatan Palu Selatan, dengan surat tugas tertanggal 26 s.d 28 April  tahun 2024 yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kesehatan kelompok resiko/lansia dengan hipertensi.

Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah arteri dimana tekanan darah sistol lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan diastol lebih atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tidak menunjukkan adanya  gejala (Anwari, et.al, 2018). Penyebab terjadinya hipetensi pada lanjut usia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, riwayat kebiasan merokok terdahulu dan kurangnya aktivitas fisik (olah raga) Abdul Hanif Siregar, dkk (2014). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nikolas, dkk (2012) didapatkan dampak hipertensi yang dialami oleh lanjut usia sebagai berikut terjadinya penyakit arteri cononary, stroke, penyakit jantung kongesti, gagal ginjal kronikseta demensia (Nonasri, 2021).

Peningkatan prevalesi hipertensi berdasarkan cara pengukuran juga terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia, peningkatan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta sebesar 13,4%. Hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa provinsi kalimantan selatan memiliki prevalensi tertinggi sebesar 44,13%. Sedangkan provinsi Papua memiliki prevalensi hipertensi terendah sebesar 22,2% (Kemenkes, 2018)

Pada tahun 2019 persentase penduduk yang mendapatkan pelayanan Kesehatan hipertensi untuk Provinsi Sulawesi Tengah usia ≥ 15 tahun adalah sebesar 51,2%. Hipertensi tertinggi pada tahun 2019 adalah kabupaten Tojo Una-Una sebanyak 85,5%. Berdasarkan data, jumlah penduduk kabupaten Tojo Una-una yang menderita hipertensi usia ≥ 15 tahun sebanyak 11.275 jiwa. Kabupaten yang memiliki persentase hipertensi terendah di sulawesi tengah adalah kabupaten Banggai sebesar 11,17% (Dinkes, 2019).

Edukasi dan senam hipertensi merupakan salah satu bentuk olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot – otot dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot – otot jantung (Hayens, 2002) . Dengan kata lain ketika senam hipertensi ini dilakukan secara teratur maka efek samping yang didapatkan yaitu terjadinya penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis (Anwari, et.al, 2018)

Pelaksanaan pengabdian  ini berdasarkan latar belakang diatas maka diperlukan upaya yang dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi hipertensi yang terjadi pada lanjut usia dan meningkatkan derajat status kesehatan lanjut usia khususnya di Puskesmas Bulili melalui pendekatan promotif maupun preventif. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan promotif sebagai upaya untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia secara optimal.

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat   di Puskesmas Bulili Palu Kecamatan Palu Selatan  Sulawesi Tengah oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu , berupa Edukasi hipertensi dan Senam hipertensi dilakukan melalui senam rematik dan senam jantung sehat lansia

By |2024-07-17T06:57:05+00:00April 27th, 2024|Pengabmas|0 Comments

PENGABMAS DI DESA PADENDE, KECAMATAN MARAWOLA KABUPATEN SIGI

Edukasi dan Pelatihan bagaimana Kesiapsiagaan Kader, Keluarga, dan Kelompok Rentan Ibu Hamil dalam menghadapi bencana alam di Desa Padende Kecamatan Marawola.

Kegiatan pengabdian Masyarakat skema PKM ini dilaksanakan oleh Ibu Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb sebagai Ketua tim, dengan anggota tim: Arie Maineny, SST., M.Tr.Keb, dan Henrietta Imelda Tondong, SKM., MPH

Kegiatan tersebut dilakukan selama 3 hari sejak tanggal 18-20 Maret 2024 bertempat di Desa Padende Kecamatan Marawola. Kegiatan tersebut dibuka oleh ibu Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb selaku ketua tim pengabdian dan dihadiri oleh anggota tim pengabmas, dan bidan Sri Ivon, Amd.Keb yang merupakan bidan Desa Padende dan Bidan Ni Nyoman Setiasih, S.Tr.Keb yang merupakan bidan koordinator Puskesmas Marawola. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan melibatkan beberapa mahasiswa kebidanan. Tim pengabdi memilih Desa Padende Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi karena Desa Padende, yang terletak di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, merupakan salah satu daerah yang sering kali terkena dampak bencana alam, terutama gempa bumi dan banjir. Kondisi geografisnya yang berada di daerah rawan bencana menjadikan penduduk di desa ini selalu berada dalam risiko tinggi terhadap potensi bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Ancaman bencana alam telah menjadi bagian tak terpisahkan dari realitas kehidupan masyarakat di berbagai penjuru dunia, termasuk di Desa Padende Kecamatan Marawola, Di tengah ketidakpastian ini, kesigapan dan kesiagaan menjadi kunci utama dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan dalam menghadapi bencana alam karena keadaan fisik dan kesehatannya yang membutuhkan perhatian khusus. Sehingga kesiapsiagaan bencana pada kelompok rentan salah satunya mencakup peran keluarga, harus memiliki kemampuan kesiapsiagaan pada mitigasi, tanggap bencana, dan pasca bencana. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana antara lain kurangnya pengetahuan dan upaya penyelamatan diri, rencana tanggap darurat dengan menyiapkan tas siaga dan akses keadaan darurat. Perlunya kesiapsiagaan aspek reproduksi salah satunya adalah penyediaan KIT individu khusus bagi kelompok rentan yaitu ibu hamil diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana terhadap kesehatan reproduksi. Dengan adanya edukasi dan pelatihan tentang kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yang baik dan benar pada ibu hamil maupun kelompok rentan lainnya sehingga dapat membantu mencegah komplikasi.  Peserta dari pelatihan ini adalah 25 orang terdiri dari kader, kepala keluarga, karang taruna, dan ibu hamil. Dalam sambutannya ibu Asrawaty, ST.Keb., M.Tr.Keb mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana. Pada kegiatan ini Tim PKM beserta Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palu melakukan pendekatan dengan cara mengajarkan bagaimana tentang kesiapsiagaan keluarga dan kelompok rentan ibu hamil dalam menghadapi bencana di Kabupaten Sigi mulai dari edukasi mitigasi bencana, membuat alur evakuasi, pelatihan evakuasi mandiri, dan penyediaan KIT individu khususnya keperluan kelompok rentan.

Bu Rovina merupakan peserta kegiatan ini mengungkapkan bahwa: kami sangat berterima kasih atas kegiatan edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana mulai dari bagaimana pelatihan evakuasi secara mandiri untuk kelompok rentan, bagaimana mengenali tanda-tanda bencana terjadi, pembuatan jalur evakuasi dan KIT apa saja yang disiapkan untuk mengevakuasi kelompok rentan. Sehingga masyarakat bisa segera melakukan evakuasi mandiri yang juga mengacu pada penyelamatan barang berharga, dokumen berharga, dan keselamatan diri dan keluarga, agar dampak bencana tidak terlalu parah serta membuat alur evakuasi.

Bidan Ni Nyoman Setiasih selaku bidan koordinator Puskesmas Marawola mengucapkan terima kasih kepada tim pengabdian masyarakat karena desa Padende dipilih untuk menjadi tempat kegiatan edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

By |2024-07-17T02:06:06+00:00Maret 20th, 2024|Pengabmas|0 Comments

Rekonstruksi Ventilasi Rumah Pasien Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Wani oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu

Palu, 18 Maret 2024 – Tim Pengabdian Masyarakat dari Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu, yang terdiri dari Sapriana, SKM.,M.Kes (Ketua Tim), Hanum Sasmita, MKM, dan Mustafa, SKM., M.Kes, baru saja menyelesaikan kegiatan rekonstruksi ventilasi rumah di wilayah kerja Puskesmas Wani. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 – 23 Maret 2024 ini bertujuan untuk mencegah penularan tuberkulosis paru (TB) di wilayah tersebut.

TB paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyebar melalui udara ketika pengidap TB batuk, bersin, atau berbicara. Ventilasi rumah yang buruk dapat meningkatkan risiko penularan TB, karena bakteri TB dapat terperangkap di dalam ruangan dan terhirup oleh orang lain.

Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu melakukan identifikasi rumah penderita TB dengan ventilasi yang buruk di wilayah kerja Puskesmas Wani. Setelah itu, tim bekerja sama dengan penghuni rumah untuk merekonstruksi ventilasi rumah tersebut. Rekonstruksi yang dilakukan meliputi pemasangan jendela baru, pembuatan pintu dan pembersihan saluran udara.

Kegiatan rekonstruksi ventilasi rumah ini diharapkan dapat membantu mencegah penularan TB di wilayah kerja Puskesmas Wani. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ventilasi rumah yang baik untuk kesehatan.

Gambar 1. Proses rekonstruksi ventilasi dan pintu rumah penedrita TB

“Ventilasi rumah yang baik sangat penting untuk mencegah penularan TB,” kata Sapriana, SKM.,M.Kes, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu. “Dengan ventilasi yang baik, udara di dalam rumah dapat bersirkulasi dengan lancar dan bakteri TB tidak akan terperangkap di dalam ruangan.”

Sapriana menambahkan bahwa timnya juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan TB lainnya, seperti menutup mulut saat batuk atau bersin, menggunakan masker, mebuka pintu dan jendela pada pagi hari, dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Wani,” kata Sapriana.

Kegiatan rekonstruksi ventilasi rumah ini disambut baik oleh kepala keluarga rumah yang di rekonstruksi. “Saya senang rumah saya dibantu untuk direkonstruksi ventilasinya,” kata pemilik rumah yang merupakan penedrita TB “Saya yakin ini akan membantu mencegah penularan TB di keluarga saya.”

Gambar 2. Foto Bersama Tim Pengabdian Poltekkes Kemenkes Palu dengan Pemilik rumah dan Keluarga

Upaya pencegahan TB melalui rekonstruksi ventilasi rumah ini merupakan langkah yang penting untuk mencapai Indonesia bebas TB pada tahun 2030. Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu berharap kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi puskesmas lain di Indonesia untuk melakukan kegiatan serupa di wilayahnya masing-masing.

By |2024-06-25T03:20:19+00:00Maret 18th, 2024|Pengabmas|0 Comments

PENGABMAS : Edukasi Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Konseling Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kabuten Sigi

Sigi, 7 Maret 2024, Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri atas : Rina Tampake., S.Pd.,S.Kep.Ns.,M.Med.Ed (Ketua Tim), Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp., M.Si, Lenny, S.Kep.,Ns.,SKM.M.Kes.,Yulianus Sudarman, S.Kep, Ns, M.Med.Ed . Baru saja melakukan kegiatan Edukasi kader kesehatan dalam pelaksanaan konseling pencegahan stunting untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kaleke, dengan surat tugas tertanggal 7 Maret 2024 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang konseling pencegahan stunting, sehingga diharapkan kader dapat melaksanakan konseling pencegahan stunting pada ibu balita.

Desa Kaleke merupakan desa di wilayah kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi dan merupakan wilayah kerja Puskesmas Kaleke.Dari data yang diperoleh , Tingkat prevalensi  stunting tertinggi pada Propinsi Sulawesi Tengah  salah satunnya adalah Kabupaten Sigi dan desa Kaleke termasuk lokus penurunan prevalensi stunting..Bebagai upaya mulai dari program, kebijakan diterapkan dan dijalankan guna tercapainya penurunan stunting yang ada dikabupaten Sigi. Salah satu kebijakan  pada penanganan kasus stunting adalah melibatkan Perguruan tinggi dalam hal ini POLTEKKES KEMENKES  PALU.

Sejauh ini Poltekkes Kemenkes Palu telah  bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sigi dalam melakukan intervensi kegiatan dalam rangka upaya penurunan stunting.Salah satu fakta yang ditemukan pada desa Kaleke ,dari jumlah 105 kader masih banyak para Kader belum memperoleh   edukasi tentang konseling guna pencegahan Stunting pada ibu hamil dan ibu baduta.Oleh karena itu Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu melakukuakan kegiatan dengan judul “Edukasi Kader  Kesehatan Dalam Pelaksanaan  Konseling Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kabupaten Sigi.”

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang gizi pada baita yang sampai saat ini masih menjadi masalah nasional maupun global. Indonesia menempati urutan ke 5 dengan kejadian stunting di Dunia. Hasil Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) Prevalensi kejadian stunting pada balita di Indonesia mengalami penurunan dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 33,6% pada tahun 2016 hingga 30,8%  pada tahun 2018. Di Sulawesi tengah prevalensi stunting sebesar 31,26% menempati urutan ke 10 kejadian stunting tertinggi dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

Dampak stunting bersifat langsung dan jangka panjang , termasuk peningkatan morbiditas dan mortalitas, perkembangan anak yang buruk dan kapasitas belajar, peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa, dan penurunan produktivitas dan kemampuan ekonomi.

Pencegahan stunting adalah menjadi tanggung jawab kita semua. Sebagai perwakilan masyarakat, kader Posyandu memainkan peran penting dalam implementasi penanggulangan stunting. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam upaya penanggulangan stunting  melalui pelatihan konseling.

Pelaksanaan pengabdian ini berawal Sebelum memberikan edukasi dilakukan persiapan dan identifikasi masalah berupa wawancara dengan salah satu petugas Puskesmas Kaleke ternyata Kader kesehatan belum pernah memperoleh edukasi tentang konseling pencegahan stunting sehingga kader belum dapat melaksanakan konseling guna pencegahan stunting pada ibu hamil dan ibu Baduta. Kegiatan ini dilakukan secara luring pada awalnya akan dilakukan test sebelum melakukan edukasi  dimaksudkan untuk memperoleh informasi pengetahuan dan sikap awal kader. Selanjutnya pada tahap ini diadakan penyuluhan edukasi tentang pelatihan konseling pencegahan stunting guna meningkatkan pengetahuan kader di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke. Lalu akan dilakukan test akhir setelah diberikan edukasi untuk menilai evaluasi hasil. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Para Kader, Perangkat Desa, dan Petugas Puskesmas Desa Kaleke.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh semua pihak yang terlibat saling bekerjasama dengan tanggung jawab tugas sebagai berikut:

  1. Tim Pengabmas sebagai Fasilitator dan narasumber kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Pihak Puskesmas dan Kepala Desa Kaleke sebagai penanggung jawab wilayah yang digunakan sebagai lahan pengabdian masyarakat.
  3. Para Kader sebagai peserta edukasi

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk  memberikan Edukasi Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Konseling Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kabuten Sigi. Mitra dalam hal ini adalah Kepala Desa Kaleke yang memfasilitasi kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

Gambar 1 : Pembukaan Kegiatan

Gambar 2 : Pemberian Materi Edukasi Pada Kader

Gambar 3 : Proses Diskusi Tanya-Jawab

Gambar 4 : Para Kader Antusias  Mengikuti Pemberian Materi Dengan membaca Booklet yang Telah dibagikan

By |2024-07-18T06:01:52+00:00Maret 7th, 2024|Pengabmas|0 Comments
Go to Top