Pengabmas

Pengabdian Masyarakat Prodi D3 Keperawatan Poso: “Gerakan Masyarakat SMART sebagai Upaya Pencegahan dan Perawatan Luka Diabetik” di Desa Tangkura, Kabupaten Poso

Poso, 9 September 2024 – TIM Pengabmas Dosen Poltekkes Kemenkes Palu melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Gerakan Masyarakat SMART sebagai Upaya Pencegahan dan Perawatan Luka Diabetik” di Desa Tangkura, Kabupaten Poso. Kegiatan ini diinisiasi oleh tim pengabdi yang terdiri dari Dewi Nurviana Suharto, Nirva Rantesigi, dan Nurfatimah.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan perawatan luka diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi serius dari penyakit diabetes melitus. Melalui gerakan SMART (Sadar, Mengerti, Aksi, Rawat, dan Tindak lanjut), diharapkan masyarakat Desa Tangkura dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga, khususnya dalam mencegah dan menangani luka diabetik.

Edukasi

Acara dimulai dengan sesi edukasi yang disampaikan oleh Ibu Nirva Rantesigi. Beliau menjelaskan tentang pentingnya pencegahan dan perawatan luka diabetik serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya luka. Edukasi ini mencakup pengenalan tanda-tanda awal luka diabetik, cara merawat luka dengan benar, dan pentingnya menjaga kebersihan serta melakukan pemeriksaan rutin.

Ibu Dewi Nurviana Suharto melanjutkan dengan sesi praktik, di mana masyarakat diajarkan cara membersihkan dan merawat luka diabetik secara langsung. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan cara merawat luka dengan bimbingan langsung dari para dosen TIM Pengabdi.

Dukungan dan Partisipasi Masyarakat

Ibu Nurfatimah menyampaikan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan SMART. Beliau mendorong peserta untuk membentuk kelompok pendukung yang dapat saling membantu dan memotivasi dalam menjaga kesehatan. Selain itu, beliau juga mengajak para kader kesehatan desa untuk terus memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perawatan luka diabetik.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat Desa Tangkura. Salah satu peserta mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim pengabdi. “Kami sangat terbantu dengan informasi dan keterampilan yang diberikan. Sekarang kami lebih mengerti bagaimana cara mencegah dan merawat luka diabetik,” ujarnya.

Tim pengabdi berharap melalui gerakan SMART ini, masyarakat Desa Tangkura dapat lebih mandiri dalam menjaga kesehatan, khususnya dalam pencegahan dan perawatan luka diabetik. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam pola hidup masyarakat Desa Tangkura, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Poso,” Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari komitmen Dosen Poltekkes Kemenkes Palu dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui edukasi dan pemberdayaan. Tim pengabdi berencana untuk terus melanjutkan program-program serupa di masa mendatang, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesehatan masyarakat di Kabupaten Poso.

By |2024-09-10T01:40:30+00:00September 9th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

Pengabmas : Upaya Penanganan Stunting Melalui Intervensi Nutrisi Protein Hewani Pada Balita Di Kecamatan Poso Pesisir

Sebuah visi baru “Indonesia Emas 2045” telah di canangkan pemerintah. Salah satu pilar utama Indonesia Emas 2025 adalah Pembangunan Manusia dan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dengan berbagai progresifiatas pembangunan di segala bidang ditambah bonus demografi pada tahun 2045, visi ini memiliki peluang besar untuk dicapai. Akan tetapi, di sisi lain hingga saat ini angka kejadian Stunting di Indonesia masih tinggi (21,3%). Stunting menjadi masalah serius yang bukan saja berdampak pada segi kesehatan anak, akan tetapi ini juga menjadi tantangan nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Untuk mengantisipasi hal ini, perlu sebuah langkah nyata, segera dan spesifik untuk mengatasi masalah Stunting. Salah satunya adalah langkah intervensi stunting berbasis pemberdayaan masyarat yaitu Intervensi Stunting Melalui Pemberian  Nutrisi Protein Hewani. Pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen Poltekkes Kemenkes Palu di salah satu lokus stunting Kabupaten Poso yaitu Kecamatan Poso Pesisir. Kegiatan ini di awali dengan pemberian penyuluhsn Nutrisi Seimbang Balita Stunting bagi para ibu bayi stunting dan kader Posyandu, dilanjutkan dengan sesi Pemberdayaan yang melibatkan pemerintah, toko agama, dan kader Posyandu dalam upaya penanganan Stunting dan sesi ke tiga yaitu pemberian paket bantuan nutrisi protein kepada balita penderita Stunting.  Masyarakat setempat sangat antusias dalam kegiatan pengabdian ini. Selain itu dukungan penuh dari pihak pemerintah setempat sangat mendukung kelancaran Kegiatan Pengabdian ini.

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat Upaya  Penanganan  Stunting  Melalui  Intervensi  Nutrisi Protein  Hewani  Pada  Balita  Di Kecamatan  Poso  Pesisir

“Kami bersyukur untuk kegiatan ini, dimana kami diajarkan bagaimana memenuhi nutrisi bagi balita kami yang stunting, sekaligus diberi bantuan paket nutrisi oleh pihak dosen Poltekkes Kemenkes Palu. Kai juga diberi kesempatan untuk menanyakan hal – hal yang kami kurang mengerti sehingga kami bisa belajar dengan baik” tukas salah seorang ibu Balita penderita Stunting yang hadir dalam kegiatan Pengabmas.

“ Bagi kami sebagai dosen, kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini merupakan salah satu kontribusi nyata kami dalam upaya penanganan Stunting. Semoga kami terus bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan elemen masyarakat untuk terus berkontribusi dalam pembangunan bidang kesehatan sehingga Indonesia Emas 2045 dapat menjadi kenyataan. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi ajang promosi untuk mengenalkan Poltekkes Kemenkes Palu kepada masyarakat Kabupaten Poso”  ujar Ni Made Ridla, dosen Poltekkes Kemenkes Palu Prodi D III Keperawatan Poso.

By |2024-08-08T03:15:43+00:00Juli 16th, 2024|Pengabmas|0 Comments

EDUKASI GIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK PRA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUNGINGIS KABUPATEN TOLITOLI

Sova Evie, Yasmin

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Sova Evie S.Kep.Ns., M.Kep telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang yang merupakan kelompok relawan peduli bencana.

Bencana banjir bukan suatu persoalan yang baru di Indonesia, bahkan kurun waktu 5 tahun terakhir, sering terjadi setiap tahun di beberapa wilayah Indonesia. Peristiwa bencana merupakan kejadian yang tak terduga, baik dari segi waktu, tempat, dan tingkat kerusakan yang di timbulkan. Banjir merupakan suatu bencana yang mengganggu kehidupan manusia, yang dapat menyebabkan kerugian berupa materi maupun terburuknya adalah merenggut nyawa. Upaya mengantisipasi bencana banjir dilakukan dengan mempersiapkan masyarakat tanggap terhadap  bencana banjir. Tujuan  dari kegiatan  Pengabdian  Masyarakat  (Pengabmas)  ini  adalah  Untuk membentuk Kelompok Siaga Bencana Banjir sebagai upaya  mengurangi resiko bencana di Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli. Kegiatan ini dilaksanakan melalui  metode musyawarah membentuk dan memberdayakan kelompok siaga bencana banjir. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat di Desa Oyom Kecamatan Lampasio  Kabupaten  Tolitoli,  yang  berjumlah   60  orang.  Dapat disimpulkan bahwa terbentuknya kelompok siaga bencana banjir melalui pemberdayaan masyarakat.  Diharapkan  kepada pihak Pemerintah Desa maupun BPBD untuk menindaklanjuti pada evaluasi jangka panjang, untuk tetap membina kelompok siaga bencana banjir yang telah terbentuk..

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII Keperawatan Tolitoli dan BPBD Kabupaten Tolitoli seeta Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam kesiapsiagaan bencana

By |2024-07-11T05:25:30+00:00Juli 11th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

EDUKASI GIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK PRA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUNGINGIS KABUPATEN TOLITOLI

Azwar, Sova Evie

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Azwar S.Kep.Ns., M.Kes telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Dungingis, tepatnya di Desa Lingadan dan Desa Dungingis dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari orang tua anak pra sekolah.

Dalam perkembangannya, seorang anak yang stunting akan mengalami hambatan perkembangan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga menyebabkan kemampuan anak dalam menerima informasi menjadi lambat, dan jangkah panjang berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas di masa dewasa. Anak usia pra-sekolah merupakan periode penting, karena masa ini adalah dasar yang menentukan perkembangan anak di masa depan, oleh karena itu penting untuk memperhatikan status gizi anak pra-sekolah. Tujuan  dari kegiatan  Pengabdian  Masyarakat  (Pengabmas)  ini  adalah  untuk  meningkatkan pengetahuan orang tua anak pra-sekolah tentang gizi seimbang yang akhirnya dapat membantu dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan melalui  metode  ceramah serta sesi tanya-jawab dan diskusi. Sasaran dari kegiatan ini adalah orang tua anak pra-sekolah di wilayah kerja Puskesmas Dungingis, Kabupaten  Tolitoli,  yang  berjumlah   50  orang.  Hasil  post-test  yang dilakukan   menunjukkan   peningkatan   pengetahuan   dari   38% menjadi   85%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi ini meningkatkan pengetahuan orang tua terkait   dengan   gizi   seimbang untuk anak pra-sekolah.   Diharapkan   pihak   yang bertanggung jawab dalam program gizi di Puskesmas Dungingis dapat memberikan edukasi tentang gizi seimbang minimal setiap 3 bulan bagi orang tua anak prasekoah, sehingga dapat meningkatkan pemahaman   orang tua   dalam   pemenuhan   kebutuhan   gizi   anak pra-sekolah.

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII Keperawatan Tolitoli dan Puskesmas Dungingis membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah stunting

By |2024-07-08T06:47:15+00:00Juli 8th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

EDUKASI DAN SIMULASI MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN (APAR) DI PUSKESMAS BAOLAN KAB. TOLITOLI

Saman, Dwi Yogyo Suswinarto

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Ns.Saman,S.Kep,M.Kep telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di UPT Puskesmas Baolan Kab.Tolitoli dengan jumlah peserta sebanyak 55 orang yang terdiri dari Pemegang Program Upaya Program Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Tim Mutu Puskesmas dan Penangung Jawab Manjemen Resiko Puskesmas.Manjemen. Implementasi program manajemen resiko untuk keselamatan pengunjung dan karyawan Puskesmas Baolan maka untuk  mengantisipasi bencana kebakaran maka yang dapat dilakukan diantaranya adalah meningkatkan pemahaman seluruh civitas Puskesmas dan unit terkait sangat dibutuhkan pemahaman dan ketrampilan tentang penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

Masalah kebakaran saat ini adalah salah satu yang sering dihadapi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Berbagai masalah kebakaran terjadi di berbagai sektor seperti gedung bertingkat, rumah sakit, sekolah, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya. Ketika sebuah bangunan terkena kebakaran, maka keberlanjutannya akan terpengaruh secara langsung, dimana pada gilirannya berdampak pada lingkungan sekitar dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, bahaya yang terkait dengan bencana kebakaran di gedung perlu ditangani secara efisien dan efektif. Hal ini dapat dilakukan melalui praktik keselamatan kebakaran dan promosi penyadaran penyebab kebakaran, teknik pencegahan dan pemadaman, serta penyediaan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.

Pelaksanaan kegiatan dengan ceramah, diskusi dan simulasi menggunakan APAR. Sebelum pelaksanaan dilakukan pre test untuk mengetahu pengetahuan awal tentang menggunakan APAR dan regulasi yang mengatur, kemudian diberi edukasi tentang manajemen resiko kebakaran. Narasumber terdiri dari Tim Dosen Poltekkes yang melakukan pengabdian, dr.Yuliana Taroreh (Kapus) dan Ns.Rahmat Fajri selaku PJ Manjemen Resiko meragakan simulasi memadamkan Bara Api Kecil. Setelah simulasi kemudian dilakukan post tes, peserta sangat antusias.

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu dan Puskesmas Baolan Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah manajemen resiko bencana kebakaran melalui edukasi dan simulasi yang meningkatkan pengetahuan karyawan dalam meminimalkan resiko kebakaran.

By |2024-07-03T03:52:20+00:00Juli 3rd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

PEMBERDAYAAN KADER DALAM PEMANTAUAN GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANAGAISAKI KABUPATEN TOLITOLI

Hasni, Saman, Azwar

 

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Hasni, SST.,M.Keb telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada Kader Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kota Managaisaki Kabupaten Tolitoli berjumlah 8 orang. Setiap Kelurahan diwakili 2 orang Kader. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada Ibu Hamil dalam pencegahan KEK dan meningkatkan keterampilan kader melakukan deteksi dini resiko KEK melalui  pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dan penimbangan berat badan (BB).

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah kurang gizi yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ibu hamil dengan KEK bukan hanya beresiko pada ibu tetapi juga terhadap janin. KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi.

Pelaksanaan kegiatan berupa pemberian edukasi tentang gizi pada ibu hamil dalam pencegahan KEK dan cara deteksi dini resiko KEK melalui power point, pembagian booklet yang berisi tentang gizi ibu hamil dalam pencegahan KEK serta simulasi cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Dalam materi yang diberikan, Hasni yang merupakan Dosen pada Prodi D III Keperawatan Tolitoli Poltekkes Kemenkes Palu menekankan pentingnya peran kader dalam pemantauan status gizi pada Ibu Hamil melalui penimbangan BB dan pengukuran LILA yang dilakukan setiap bulan. Disamping itu kader juga berperan melakukan pendampingan dalam pemberian makanan tambahan  pada ibu yang mengalami KEK.

Kolaborasi Poltekkes Kemnekes Palu dan Puskesmas Kota Managaisaki Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah gizi pada Ibu Hamil dengan KEK melalui edukasi tentang gizi pada ibu hamil dalam pencegahan KEK dan cara deteksi dini resiko KEK yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, sehingga dapat membantu dalam pemantauan status gizi pada ibu hamil. Berikut Dokumentasi Kegiatan Pengabmas:

 

By |2024-07-03T03:52:33+00:00Juli 2nd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

REVITALISASI POSBINDU LANSIA NALU II KELURAHAN NALU WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAOLAN KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2024

Masa Tua yang sehat dan mandiri serta produktif merupakan cita-cita bagi semua lanjut usia. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu di lakukan upaya baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat secara mandiri. Tugas Perguruan Tinggi  adalah melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi  salah satu tridarma tersebut adalah Pengabdian Masyarakat. Team Pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu turut mendukung dan mengembangkan upaya kesehatan bagi  lanjut usia .

Team Pengabdian masyarakat yang di ketuai oleh Dwi Yogyo Suswinarto melaksanakan pengabdian masyarakat  di Posbindu Nalu II Kelurahan Nalu Wilayah Kerja Puskemas Baolan Kabupaten Tolitoli. Tujuan  kegiatan adalah untuk melakukan revitalisasi  Posbindu lansia. Yaitu  mengefektifkan peran kader posyandu,  lebih meningkatkan fungsi manajemen dan  mengembangkan  kegiatan-kegiatan  di poyandu lansia.

Efektifitas Posyandu lansia sangat ditentukan oleh Kemampuan kader  dalam memahami  dan ketrampilan menjalankan posyandu, selain itu juga manajemen pengelola posyandu perlu  dikembangkan  demikian juga  kegiatan-kegiatan perlu dilakukan pengembangan dan modifikasi untuk menarik minat lansia hadir di posyandu.

Kegiatan revitalisasi posyandu lansia pada pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 26 – 28 April 2024,  dengan beberapa kegiatan diantaranya pelatihan kader dengan materi yang diberikan kepada kader meliputi : Kebijakan  upaya kesehatan lansia di Puskesmas,  Lanjut usia perubahan dan permasalahannya, review dan penyegaran tentang materi Posyandu. Latihan peningkatan ketrampilan meliputi  latihan pembuatan  pelaporan dan operasional 5 meja serta penerapan kegiatan pengembangan yaitu, kegiatan ibadah bersama,  Senam bersama dan Pemberian makanan tambahan (PMT).

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan  evaluasi terhadap pengetahuan kader dengan melakukan pre dan post test setelah pemberian  materi  untuk evaluasi sikap dan perilaku dilakukan observasi pada saat demonstrasi kegiatan posyadu 5 meja. Hasil dari evaluasi ada peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader dalam melaksanakan kegaitan Posyandu.

Kegiatan revitalisasi posyandu yang sudah dijalankan meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan dan menjalankan manajemen posyandu, serta memiliki pengalaman awal dalam pengembangan kegiatan2 posyandu agar lebih kreatif dan inovatif. Harapan dimasa depan kiranya  setelah pelaksanaan Pengabmas  revitalisasi Posyandu Nalu II Kelurahan Nalu Wilayah Puskesmas Baolan  menjadi lebih produktif  dan efektif.

Penulis : Dwi Yogyo S, Hasni, Yasmin

By |2024-07-03T03:52:44+00:00Juli 2nd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

Tim Poltekkes Kemenkes Palu Melakukan Percontohan Pembuatan Sumur Bor di Desa Kabobona, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah

Palu, 02 Juli 2024. Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari : , Saharudin, SKM., M.Sc,(Ketua Tim), Dr. Tjitrowati Djaafar, SKM., M.Kes, U’din, SKM.,M. Si baru saja menyelesaikan kegiatan pembuatan Percontohan Sumur bor di Desa Kabobona Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, dengan surat tugas tertanggal 07, 08 dan 10 Mei tahun 2024 yang bertujuan untuk melaksanakan pembuatan percontohan sumur bor, sehingga dengan tercukupinya kebutuhan air bersih, penularan penyakit berbasis lingkungan dapat dicegah.

Air bersih menjadi persoalan kontemporer seiring kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Setiap rumah tangga yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan pasti akan membutuhkan yang namanya air bersih. Sebagian warga masih kesulitan dengan air bersih. Untuk itu tim dosen dari Poltekkes kemenkes Palu h memberi solusi.

Pelaksanaan pengabdian  ini berawal dengan diadakan pengambilan data oleh mahasiswa semester satu Prodi DIII Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan pada tanggal 3 September 2022, dan dipoeroleh data bahwa desa Kabobona adalah desa yang terdampak likuifaksi dan masih ada warga masarakat yang kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk itu perlu tindak lanjut dengan survey dan melibatkan tenaga sanitasi puskesmas Dolo, dan setelah itu diperoleh data bahwa betul masih ada warga yang kesulitan air bersih di Desa Kabobona, terutama di RW II.

Salah satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah ketersediaan air bersih  disetiap rumah tangga yang tujuan untuk menghindari terjadinya krisis air bersih yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit berbasis lingkungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu solusi ketersediaan air bersih dengan cara membuat sarana air bersih berupa pembuatan percontohan sumur bor yang merupakan salah salah satu cara untuk memperoleh air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sehingga aman digunakan oleh masyarakat. Untuk memenuhi hal tersebut pelu kerja sama melalui  peningkatan peran seluruh pemangku kepentingan, pelaksanaan sosialisasi, mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi kekurangan air bersih, dan perubahan perilaku masyarakat. Peningkatan kapasitas kemitraan dengan kelompok masyarakat, melalui cara menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana air bersih, dan mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong) serta tidak mengganggu aestetika serta terlaksananya pembuatan percontohan sumur bora tau sarana air bersih yang siap pakai oleh masyarakat desa Kabobona kecamatan Dolo Kabupaten Sigi dan terbentuknya kelompok masyarakat  untuk menjaga serta memberi penjelasan tentang manfaat pembuatan percontohan sumur bor.

  1. Aplikasi dari IPTEK terkait tugas dan fungsi jabatan dosen agar ilmu bisa di kembangkan dan deterapkan ditengah-tengah masyarakat dan tidak hanya diajarkan kepada mahasiswa.
  2. Mendukung program pemerintah pusat dan daerah di bidang sanitasi dasar, yang spesifik pada peningkatan pelayanan sarana perpipaan air bersih di wilayah kerja Puskesmas Dolo.

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan pengabdian kepada masyarakat  di RT II, berupa Pembuatan Percontohan  Sumur Bor di Daerah Terdampak Likuifaksi Desa Kabobona Kecamatan  Dolo Kabupaten Sigi  Sulawesi Tengah oleh Tim Poltekkes Kemenkes Palu. Sarana air bersi harus dimiliki oleh setiap rumah tangga. Dibawah ini dperlihatkan beberapa gambar terkait pembuatan sumur bor.

By |2024-07-02T02:20:23+00:00Juli 2nd, 2024|Pengabmas|0 Comments

Tim Poltekkes Kemenkes Palu Membangun Saluran Pembuangan Air Limbah di Desa Kabobona untuk Mencegah Penyakit Lingkungan

Palu, 1 Juli 2024 – Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri dari Dr. Tjitrowati Djaafar, SKM, M.Kes (Ketua Tim), Hasanudin, SKM, M.Sc, dan Saharudin, SKM, M.Sc baru saja menyelesaikan kegiatan pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) sederhana di Desa Kabobona, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan surat tugas tertanggal 2, 3, dan 6 Mei 2024 dan bertujuan untuk mencegah penularan penyakit berbasis lingkungan.

Air limbah merupakan masalah kontemporer yang semakin meningkat seiring dengan kepadatan penduduk. Setiap rumah tangga di perkotaan memerlukan tempat pembuangan air limbah, namun banyak rumah tangga yang membuangnya di sungai, got, selokan, atau badan air lainnya. Air limbah mengandung polutan yang dapat merusak ekosistem air.

Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pengambilan data oleh mahasiswa semester satu Prodi DIII Sanitasi Jurusan Kesehatan Lingkungan pada tanggal 3 September 2022. Data tersebut menunjukkan bahwa Desa Kabobona, yang terdampak likuifaksi, belum memiliki saluran pembuangan air limbah, sehingga perlu ditindaklanjuti dengan survei. Melibatkan tenaga sanitasi Puskesmas Dolo, survei menunjukkan bahwa 100% masyarakat RW II Desa Kabobona belum memiliki SPAL, sehingga pembuatan SPAL sederhana sangat diperlukan.

Salah satu pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pengelolaan limbah cair rumah tangga yang aman. Hal ini bertujuan untuk menghindari genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peningkatan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui peningkatan peran seluruh pemangku kepentingan. Pelaksanaan sosialisasi, peningkatan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi kebiasaan buruk dalam pengelolaan limbah, dan perubahan perilaku masyarakat juga sangat penting.

Peningkatan kapasitas kemitraan dengan kelompok masyarakat dilakukan melalui penggalian potensi masyarakat untuk membangun SPAL dan mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong). SPAL sederhana yang dibangun tidak hanya siap pakai oleh masyarakat Desa Kabobona, tetapi juga mempromosikan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya pengelolaan air limbah yang baik.

Pembuatan SPAL sederhana di Desa Kabobona telah berjalan lancar dan didukung oleh mitra serta aparatur kelurahan yang aktif berperan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya tidak membuang air limbah sembarangan dan perlunya SPAL yang memadai menjadi semakin meningkat.

Kegiatan ini merupakan perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pembangunan SPAL sederhana diharapkan dapat dimiliki oleh setiap rumah tangga di Desa Kabobona, sehingga penurunan kualitas lingkungan dapat dicegah dan kesehatan masyarakat terjaga.

By |2024-07-01T12:16:45+00:00Juli 1st, 2024|Pengabmas|0 Comments

SOSIALISASI BAHAN TAMBAHAN PANGAN BERBAHAYA DALAM JAJANAN ANAK SEKOLAH PADA PELAJAR SMA DI KOTA PALU

Diah Ayu Hartini1*, Ansar1, Siti Hadijah Batjo2, Bahja1

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Diah Ayu Hartini, S.KM., M.Kes telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMA Negeri 7 Palu dengan jumlah peserta sebanyak 59 orang yang terdiri dari siswa dan siswi SMA kelas X dan XI. Untuk mencegah konsumsi bahan tambahan pangan berbahaya pada pelajar, maka yang dapat dilakukan diantaranya adalah meningkatkan pemahaman pelajar terkait bahan tambahan pangan berbahaya yang terdapat dalam jajanan sekolah dengan mengenali tanda-tanda pangan yang mengandung bahan berbahaya tersebut.

Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan tertentu yang ditambahkan dalam pangan sehingga membuat makanan terlihat menarik dan memiliki daya simpan yang lebih lama. Suatu pangan dikatakan aman apabila bebas dari bahaya yang mungkin timbul karena adanya kandungan cemaran biologis, kimia dan fisik. Bebas yang dimaksud bukanlah bebas atau sama dengan nol atau tidak ada sama sekali. Melalui berbagai alasan yang ada beberapa pangan secara alami mengandung kontaminan ataupun karena faktor tertentu kontaminan tersebut tidak dapat dihilangkan sama sekali keberadaannya dalam pangan. BTP dapat menjadi berbahaya jika digunakan dalam pangan dengan dosis yang lebih banyak dari standar yang telah ditentukan atau batas konsumsi. BTP berbahaya biasanya terdapat dalam jajanan sekolah yang berpeluang besar dikonsumsi oleh pelajar.

Pelaksanaan kegiatan berupa pemberian edukasi BTP berbahaya dalam jajanan sekolah melalui media power point dan pembagian leaflet yang berisi tentang bahan tambahan pangan berbahaya pada jajanan sekolah. Dalam materi yang diberikan, Diah Ayu Hartini yang juga merupakan dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palu menekankan pentingnya mengenali ciri-ciri dan akibat konsumsi berlebih bahan tambahan pangan berbahaya dalam jajanan sekolah yang bisa berujung pada keracunan makanan hingga kematian. Untuk akibat jangka panjang dari konsumsi BTP berbahaya adalah gangguan pernafasan, pencernaan, hingga adanya penyakit kanker.

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu dan SMA Negeri 7 Palu membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah gizi pada remaja melalui edukasi yang meningkatkan pengetahuan remaja akan bahan tambahan pangan berbahaya yang ada dalam jajanan sekolah.

 

By |2024-06-30T06:24:17+00:00Juni 30th, 2024|Pengabmas|0 Comments
Go to Top