Sigi, 7 Maret 2024, Tim Pengabdian Masyarakat dari Poltekkes Kemenkes Palu yang terdiri atas : Rina Tampake., S.Pd.,S.Kep.Ns.,M.Med.Ed (Ketua Tim), Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp., M.Si, Lenny, S.Kep.,Ns.,SKM.M.Kes.,Yulianus Sudarman, S.Kep, Ns, M.Med.Ed . Baru saja melakukan kegiatan Edukasi kader kesehatan dalam pelaksanaan konseling pencegahan stunting untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kaleke, dengan surat tugas tertanggal 7 Maret 2024 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap kader kesehatan tentang konseling pencegahan stunting, sehingga diharapkan kader dapat melaksanakan konseling pencegahan stunting pada ibu balita.

Desa Kaleke merupakan desa di wilayah kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi dan merupakan wilayah kerja Puskesmas Kaleke.Dari data yang diperoleh , Tingkat prevalensi  stunting tertinggi pada Propinsi Sulawesi Tengah  salah satunnya adalah Kabupaten Sigi dan desa Kaleke termasuk lokus penurunan prevalensi stunting..Bebagai upaya mulai dari program, kebijakan diterapkan dan dijalankan guna tercapainya penurunan stunting yang ada dikabupaten Sigi. Salah satu kebijakan  pada penanganan kasus stunting adalah melibatkan Perguruan tinggi dalam hal ini POLTEKKES KEMENKES  PALU.

Sejauh ini Poltekkes Kemenkes Palu telah  bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sigi dalam melakukan intervensi kegiatan dalam rangka upaya penurunan stunting.Salah satu fakta yang ditemukan pada desa Kaleke ,dari jumlah 105 kader masih banyak para Kader belum memperoleh   edukasi tentang konseling guna pencegahan Stunting pada ibu hamil dan ibu baduta.Oleh karena itu Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu melakukuakan kegiatan dengan judul “Edukasi Kader  Kesehatan Dalam Pelaksanaan  Konseling Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kabupaten Sigi.”

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang gizi pada baita yang sampai saat ini masih menjadi masalah nasional maupun global. Indonesia menempati urutan ke 5 dengan kejadian stunting di Dunia. Hasil Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) Prevalensi kejadian stunting pada balita di Indonesia mengalami penurunan dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 33,6% pada tahun 2016 hingga 30,8%  pada tahun 2018. Di Sulawesi tengah prevalensi stunting sebesar 31,26% menempati urutan ke 10 kejadian stunting tertinggi dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.

Dampak stunting bersifat langsung dan jangka panjang , termasuk peningkatan morbiditas dan mortalitas, perkembangan anak yang buruk dan kapasitas belajar, peningkatan risiko infeksi dan penyakit tidak menular di masa dewasa, dan penurunan produktivitas dan kemampuan ekonomi.

Pencegahan stunting adalah menjadi tanggung jawab kita semua. Sebagai perwakilan masyarakat, kader Posyandu memainkan peran penting dalam implementasi penanggulangan stunting. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam upaya penanggulangan stunting  melalui pelatihan konseling.

Pelaksanaan pengabdian ini berawal Sebelum memberikan edukasi dilakukan persiapan dan identifikasi masalah berupa wawancara dengan salah satu petugas Puskesmas Kaleke ternyata Kader kesehatan belum pernah memperoleh edukasi tentang konseling pencegahan stunting sehingga kader belum dapat melaksanakan konseling guna pencegahan stunting pada ibu hamil dan ibu Baduta. Kegiatan ini dilakukan secara luring pada awalnya akan dilakukan test sebelum melakukan edukasi  dimaksudkan untuk memperoleh informasi pengetahuan dan sikap awal kader. Selanjutnya pada tahap ini diadakan penyuluhan edukasi tentang pelatihan konseling pencegahan stunting guna meningkatkan pengetahuan kader di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke. Lalu akan dilakukan test akhir setelah diberikan edukasi untuk menilai evaluasi hasil. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Para Kader, Perangkat Desa, dan Petugas Puskesmas Desa Kaleke.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini oleh semua pihak yang terlibat saling bekerjasama dengan tanggung jawab tugas sebagai berikut:

  1. Tim Pengabmas sebagai Fasilitator dan narasumber kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
  2. Pihak Puskesmas dan Kepala Desa Kaleke sebagai penanggung jawab wilayah yang digunakan sebagai lahan pengabdian masyarakat.
  3. Para Kader sebagai peserta edukasi

Sebagai perwujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melaksanakan Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk  memberikan Edukasi Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Konseling Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaleke Kabuten Sigi. Mitra dalam hal ini adalah Kepala Desa Kaleke yang memfasilitasi kegiatan pengabdian masyarakat tersebut.

Gambar 1 : Pembukaan Kegiatan

Gambar 2 : Pemberian Materi Edukasi Pada Kader

Gambar 3 : Proses Diskusi Tanya-Jawab

Gambar 4 : Para Kader Antusias  Mengikuti Pemberian Materi Dengan membaca Booklet yang Telah dibagikan