Keperawatan

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kader Kesehatan untuk Deteksi Dini dan Penanganan Stroke di Desa Sedoa

Poso, Sulawesi Tengah – Dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mendeteksi dini risiko stroke serta penanganan kegawatdaruratannya, tim pengabdi dari Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Keperawatan Poso menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kader Kesehatan dalam Upaya Peningkatan Kemampuan Deteksi Dini Risiko Stroke dan Manajemen Kegawatdaruratan Penyakit Stroke”. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sedoa, wilayah kerja Puskesmas Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, pada tanggal 26 Juni 2025.

Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan tertinggi di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala awal stroke dan penanganan daruratnya seringkali menyebabkan keterlambatan pertolongan, yang berakibat pada memburuknya kondisi pasien. Melalui kegiatan ini, tim PKM berupaya meningkatkan peran kader kesehatan sebagai ujung tombak pencegahan dan penanganan stroke di tingkat masyarakat.

Kegiatan PKM ini meliputi serangkaian pelatihan bagi kader kesehatan dan masyarakat Desa Sedoa, antara lain:

  1. Edukasi tentang Faktor Risiko dan Gejala Stroke – Masyarakat diajarkan untuk mengenali tanda-tanda stroke seperti wajah yang tidak simetris, kelemahan anggota gerak, dan bicara pelo (dengan metode FAST: Face, Arm, Speech, Time).
  2. Pelatihan Manajemen Kegawatdaruratan Stroke – Kader kesehatan dilatih untuk melakukan tindakan pertama saat menemukan kasus stroke sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan.
  3. Penyuluhan Gaya Hidup Sehat – Masyarakat diedukasi tentang pentingnya pola makan seimbang, aktivitas fisik, dan pengendalian hipertensi serta diabetes sebagai langkah pencegahan stroke.
  4. Pembagian Buku Saku dan Alat Peraga – Sebagai bahan edukasi mandiri, peserta menerima buku saku berisi panduan deteksi dini stroke dan poster informasi yang dapat dipasang di posyandu atau rumah warga.

Kepala Desa Sedoa, Alberta Megati, menyambut baik kegiatan ini. “Dengan pelatihan ini, kader kesehatan dan masyarakat kami menjadi lebih siap menghadapi situasi darurat stroke. Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus berlanjut,” ujarnya.

Rosamey Elleke Langitan, S.Kep,Ns.M.Kep, selaku penanggung jawab kegiatan, menekankan pentingnya peran kader kesehatan dalam menekan angka kematian akibat stroke. “Deteksi dini dan penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi dampak kecacatan. Kader kesehatan yang terlatih adalah aset penting bagi masyarakat,”

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Puskesmas Wuasa dan pemerintah setempat. Ke depan, tim PKM berencana melakukan pendampingan berkelanjutan serta evaluasi dampak program bagi masyarakat Desa Sedoa.

By |2025-06-27T04:30:57+00:00Juni 27th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan di Komunitas: Prodi DIII Keperawatan Poso Latih Tim Bencana Desa Sintuwulemba

Program Studi DIII Keperawatan Poso, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kapasitas masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk “Pelatihan Penanganan Kegawatdaruratan di Komunitas bagi Tim Bencana Desa Sintuwulemba” pada awal Juni 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sintuwulemba, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, dan diikuti oleh tim bencana desa serta perwakilan masyarakat yang tergabung dalam forum kesiapsiagaan bencana lokal. Kegiatan ini sebagai bentuk implementasi Kerjasama Desa Binaan dalam bidang Kesehatan antara Prodi DIII Keperawatan Poso dengan Desa Sintuwulemba. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi situasi gawat darurat sebelum bantuan medis profesional tiba.

Ketua Program Studi DIII Keperawatan Poso Ibu Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns., M.Biomed, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari kontribusi nyata institusi pendidikan kesehatan dalam memperkuat kapasitas desa tangguh bencana. “Masyarakat desa merupakan garda terdepan saat terjadi bencana, sehingga kemampuan dasar penanganan kegawatdaruratan perlu dimiliki oleh setiap tim bencana desa,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, peserta diberikan pelatihan teori dan praktik langsung, mencakup penanganan cedera, resusitasi jantung paru (RJP), evakuasi korban, dan manajemen pertolongan pertama dalam situasi darurat. Seluruh sesi difasilitasi oleh dosen berpengalaman dari Prodi DIII Keperawatan Poso, antara lain:

  • Dafrosia Darmi Manggasa, S.Kep.Ns., M.Biomed
  • Agusrianto, S.Kep.Ns., MM
  • Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns., MM
  • Ni Made Ridla Nilasanti, S.Kep.Ns., M.Biomed
  • Rosamey Elleke Langitan, S.Kep.Ns., M.Kep
  • Dewi Nurviana Suharto, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB
  • RB Bambang Hermanto, S.Kep.Ns

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat dari semangat dalam sesi simulasi dan diskusi. Kepala Desa Sintuwulemba turut memberikan apresiasi kepada tim dosen dan berharap pelatihan ini bisa dilakukan secara berkala untuk memperkuat kesiapsiagaan warga.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Sintuwulemba semakin tanggap, sigap, dan siap dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan, sehingga risiko korban jiwa maupun dampak kesehatan lainnya dapat diminimalkan.

 

By |2025-06-18T07:54:21+00:00Juni 18th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Pembentukan Desa Sadar Pencegahan Penyakit Jantung Sejak Dini: Warga Desa Ueralulu Antusias Cegah Sejak Awal

📍 Desa Ueralulu, Poso – 12–13 Juni 2025

Sebagai bagian dari upaya menurunkan angka kejadian penyakit jantung, tim dosen dari institusi kesehatan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pembentukan Desa Sadar Pencegahan Penyakit Jantung Sejak Dini” di Desa Ueralulu, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, pada 12–13 Juni 2025.

Tim pengabdi terdiri dari Nirva Rantesigi, S.Kep.Ns.,MM, Dewi Nurviana Suharto,Ns.,M.Kep.Sp.Kep.MB, Rosamey Elleke Langitan, S.Kep.Ns.,M.Kep, dan Fransiska Noya, SST.,M.Keb, yang berkolaborasi dengan pemerintah desa, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat. Melalui kegiatan ini, masyarakat diedukasi mengenai faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, kurang gerak, konsumsi makanan tinggi lemak, merokok, dan stres berkepanjangan. Selain penyuluhan, tim juga melakukan skrining kesehatan gratis seperti cek tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.

“Penyakit jantung kini banyak menyerang usia muda. Masyarakat perlu diedukasi sejak sekarang agar tidak menyesal di kemudian hari,”ujar Nirva Rantesigi, Ketua Tim Pengabdi.

“Edukasi penting, tapi harus dibarengi dengan tindakan nyata seperti cek kesehatan. Kami ingin masyarakat tahu kondisi tubuh mereka agar bisa ambil langkah preventif,” tambah Dewi Nurviana Suharto.

Untuk menjamin keberlanjutan, tim melatih kader desa agar mampu menjadi motor penggerak perubahan. Komunitas “Desa Sadar Jantung” pun resmi dibentuk, sebagai ruang edukasi dan aksi kolektif masyarakat. “Kami percaya bahwa perubahan nyata dimulai dari komunitas. Dengan pelatihan kader, kami harap pesan ini terus hidup dan menyebar ke generasi berikutnya,” jelas Rosamey Elleke Langitan.

Program ini selaras dengan strategi transformasi layanan primer dari Kementerian Kesehatan, yang menekankan pendekatan promotif dan preventif berbasis komunitas. “Kami mengangkat konsep CERDIK dalam kegiatan ini, agar masyarakat hidup lebih sehat, lebih sadar, dan lebih aktif mencegah,” kata Fransiska Noya, yang membawakan sesi edukasi gaya hidup sehat.

 

Testimoni Warga Desa Ueralulu

Antusiasme warga terlihat sejak hari pertama. Warga berbondong-bondong hadir mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan.

“Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Selama ini saya tidak pernah cek kolesterol atau gula darah. Ternyata hasil saya tinggi. Sekarang saya tahu harus jaga makan dan mulai jalan kaki tiap pagi,” ujar Hj. Mendri, warga Desa Ueralulu berusia 52 tahun.

“Biasanya kegiatan seperti ini hanya di kota. Tapi sekarang kami di desa juga bisa belajar dan periksa kesehatan secara gratis. Terima kasih untuk tim pengabdi,” tambah Bapak Saripuddin, salah satu tokoh masyarakat desa.

Kepala Desa Ueralulu mengungkapkan harapannya agar kegiatan seperti ini bisa dilakukan rutin setiap tahun dan menjadi gerakan lintas desa. Ia juga menyatakan komitmen pemerintah desa dalam mendukung kegiatan promosi kesehatan.

 

 

By |2025-07-07T07:43:19+00:00Juni 13th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Poltekkes Kemenkes Palu Gelar Skema Integrasi Layanan Primer (ILP) pada Kader dan Skrining Penyakit Tidak Menular dalam Rangka Deteksi Dini Penyakit Jantung di Kelurahan Boneoge, Kabupaten Donggala

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu (Poltekkes Palu) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “ Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan kader dalam Layanan Integrasi Primer di Posyandu (16/4/2025) dan  skrining Penyakit tidak menular dikelurahan Boneoge Kabupaten donggala “ (17/4/2025).

Kegiatan ini sangat di apresiasi oleh  Kepala Puskesmas UPTD Donggala (Ahmad, SKM., MM), Kepala Kelurahan Boneoge (Fitriah, S.A.P), dan Ketua Prodi D III Keperawatan Palu (Aminuddin, S.Kep.Ns.,M.Kes) karena layanan ini merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan yang dicanangkan oleh kementerian kesehatan dalam rangka mengintegrasikan dari beberapa layanan puskesmas sehingga kegiatan pelayanan kesehatan di posyandu bisa terlaksana secara efisien dan efektif serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Selain itu bertujuan bahwa setiap individu dan komunitas dapat mengakses layanan kesehatan yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif secara menyeluruh, berkesinambungan, dan berkualitas pada setiap tahap kehidupan.

Kegiatan ini dihadiri oleh semua  kader kelurahan boneoge berjumlah 15 orang, dan pemerhati kesehatan lansia serta masyarakat yang berisiko penyakit tidak menular. Kegiatannya di awali dengan pemberian pelatihan kepada para kader yang ada dikelurahan Boneoge, kabupaten Donggala (16/4/2025), Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan skrining deteksi  pencegahan terhadap penyakit tidak menular sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan (17/4/2025).

“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi  pada kegiatan pengabdian masyarakat dari Tim Poltekkes Kemenkes Palu yang bekerjasama dengan tim Puskesmas, karena kegiatan ini sangat bermanfaat untuk para kader dalam rangka peningkatan pengetahuan  dan pemahaman tentang integrasi layanan Primer (ILP), ujar ibu lurah.

By |2025-04-21T06:50:34+00:00April 17th, 2025|Keperawatan|0 Comments

Pengabdian Masyarakat Prodi D3 Keperawatan Poso: “Gerakan Masyarakat SMART sebagai Upaya Pencegahan dan Perawatan Luka Diabetik” di Desa Tangkura, Kabupaten Poso

Poso, 9 September 2024 – TIM Pengabmas Dosen Poltekkes Kemenkes Palu melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Gerakan Masyarakat SMART sebagai Upaya Pencegahan dan Perawatan Luka Diabetik” di Desa Tangkura, Kabupaten Poso. Kegiatan ini diinisiasi oleh tim pengabdi yang terdiri dari Dewi Nurviana Suharto, Nirva Rantesigi, dan Nurfatimah.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan perawatan luka diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi serius dari penyakit diabetes melitus. Melalui gerakan SMART (Sadar, Mengerti, Aksi, Rawat, dan Tindak lanjut), diharapkan masyarakat Desa Tangkura dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga, khususnya dalam mencegah dan menangani luka diabetik.

Edukasi

Acara dimulai dengan sesi edukasi yang disampaikan oleh Ibu Nirva Rantesigi. Beliau menjelaskan tentang pentingnya pencegahan dan perawatan luka diabetik serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya luka. Edukasi ini mencakup pengenalan tanda-tanda awal luka diabetik, cara merawat luka dengan benar, dan pentingnya menjaga kebersihan serta melakukan pemeriksaan rutin.

Ibu Dewi Nurviana Suharto melanjutkan dengan sesi praktik, di mana masyarakat diajarkan cara membersihkan dan merawat luka diabetik secara langsung. Dalam sesi ini, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan cara merawat luka dengan bimbingan langsung dari para dosen TIM Pengabdi.

Dukungan dan Partisipasi Masyarakat

Ibu Nurfatimah menyampaikan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam gerakan SMART. Beliau mendorong peserta untuk membentuk kelompok pendukung yang dapat saling membantu dan memotivasi dalam menjaga kesehatan. Selain itu, beliau juga mengajak para kader kesehatan desa untuk terus memantau dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perawatan luka diabetik.

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat Desa Tangkura. Salah satu peserta mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim pengabdi. “Kami sangat terbantu dengan informasi dan keterampilan yang diberikan. Sekarang kami lebih mengerti bagaimana cara mencegah dan merawat luka diabetik,” ujarnya.

Tim pengabdi berharap melalui gerakan SMART ini, masyarakat Desa Tangkura dapat lebih mandiri dalam menjaga kesehatan, khususnya dalam pencegahan dan perawatan luka diabetik. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi awal dari perubahan positif dalam pola hidup masyarakat Desa Tangkura, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Poso,” Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari komitmen Dosen Poltekkes Kemenkes Palu dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui edukasi dan pemberdayaan. Tim pengabdi berencana untuk terus melanjutkan program-program serupa di masa mendatang, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesehatan masyarakat di Kabupaten Poso.

By |2024-09-10T01:40:30+00:00September 9th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

EDUKASI GIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK PRA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUNGINGIS KABUPATEN TOLITOLI

Sova Evie, Yasmin

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Sova Evie S.Kep.Ns., M.Kep telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli, dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang yang merupakan kelompok relawan peduli bencana.

Bencana banjir bukan suatu persoalan yang baru di Indonesia, bahkan kurun waktu 5 tahun terakhir, sering terjadi setiap tahun di beberapa wilayah Indonesia. Peristiwa bencana merupakan kejadian yang tak terduga, baik dari segi waktu, tempat, dan tingkat kerusakan yang di timbulkan. Banjir merupakan suatu bencana yang mengganggu kehidupan manusia, yang dapat menyebabkan kerugian berupa materi maupun terburuknya adalah merenggut nyawa. Upaya mengantisipasi bencana banjir dilakukan dengan mempersiapkan masyarakat tanggap terhadap  bencana banjir. Tujuan  dari kegiatan  Pengabdian  Masyarakat  (Pengabmas)  ini  adalah  Untuk membentuk Kelompok Siaga Bencana Banjir sebagai upaya  mengurangi resiko bencana di Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli. Kegiatan ini dilaksanakan melalui  metode musyawarah membentuk dan memberdayakan kelompok siaga bencana banjir. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat di Desa Oyom Kecamatan Lampasio  Kabupaten  Tolitoli,  yang  berjumlah   60  orang.  Dapat disimpulkan bahwa terbentuknya kelompok siaga bencana banjir melalui pemberdayaan masyarakat.  Diharapkan  kepada pihak Pemerintah Desa maupun BPBD untuk menindaklanjuti pada evaluasi jangka panjang, untuk tetap membina kelompok siaga bencana banjir yang telah terbentuk..

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII Keperawatan Tolitoli dan BPBD Kabupaten Tolitoli seeta Desa Oyom Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam kesiapsiagaan bencana

By |2024-07-11T05:25:30+00:00Juli 11th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

EDUKASI GIZI SEIMBANG UNTUK PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK PRA SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUNGINGIS KABUPATEN TOLITOLI

Azwar, Sova Evie

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Azwar S.Kep.Ns., M.Kes telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Dungingis, tepatnya di Desa Lingadan dan Desa Dungingis dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari orang tua anak pra sekolah.

Dalam perkembangannya, seorang anak yang stunting akan mengalami hambatan perkembangan kognitif dan kegagalan pendidikan sehingga menyebabkan kemampuan anak dalam menerima informasi menjadi lambat, dan jangkah panjang berakibat pada rendahnya tingkat produktivitas di masa dewasa. Anak usia pra-sekolah merupakan periode penting, karena masa ini adalah dasar yang menentukan perkembangan anak di masa depan, oleh karena itu penting untuk memperhatikan status gizi anak pra-sekolah. Tujuan  dari kegiatan  Pengabdian  Masyarakat  (Pengabmas)  ini  adalah  untuk  meningkatkan pengetahuan orang tua anak pra-sekolah tentang gizi seimbang yang akhirnya dapat membantu dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan melalui  metode  ceramah serta sesi tanya-jawab dan diskusi. Sasaran dari kegiatan ini adalah orang tua anak pra-sekolah di wilayah kerja Puskesmas Dungingis, Kabupaten  Tolitoli,  yang  berjumlah   50  orang.  Hasil  post-test  yang dilakukan   menunjukkan   peningkatan   pengetahuan   dari   38% menjadi   85%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi ini meningkatkan pengetahuan orang tua terkait   dengan   gizi   seimbang untuk anak pra-sekolah.   Diharapkan   pihak   yang bertanggung jawab dalam program gizi di Puskesmas Dungingis dapat memberikan edukasi tentang gizi seimbang minimal setiap 3 bulan bagi orang tua anak prasekoah, sehingga dapat meningkatkan pemahaman   orang tua   dalam   pemenuhan   kebutuhan   gizi   anak pra-sekolah.

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu Prodi DIII Keperawatan Tolitoli dan Puskesmas Dungingis membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah stunting

By |2024-07-08T06:47:15+00:00Juli 8th, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

EDUKASI DAN SIMULASI MENGGUNAKAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN RINGAN (APAR) DI PUSKESMAS BAOLAN KAB. TOLITOLI

Saman, Dwi Yogyo Suswinarto

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Ns.Saman,S.Kep,M.Kep telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di UPT Puskesmas Baolan Kab.Tolitoli dengan jumlah peserta sebanyak 55 orang yang terdiri dari Pemegang Program Upaya Program Perorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Tim Mutu Puskesmas dan Penangung Jawab Manjemen Resiko Puskesmas.Manjemen. Implementasi program manajemen resiko untuk keselamatan pengunjung dan karyawan Puskesmas Baolan maka untuk  mengantisipasi bencana kebakaran maka yang dapat dilakukan diantaranya adalah meningkatkan pemahaman seluruh civitas Puskesmas dan unit terkait sangat dibutuhkan pemahaman dan ketrampilan tentang penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

Masalah kebakaran saat ini adalah salah satu yang sering dihadapi di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Berbagai masalah kebakaran terjadi di berbagai sektor seperti gedung bertingkat, rumah sakit, sekolah, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan dan fasilitas umum lainnya. Ketika sebuah bangunan terkena kebakaran, maka keberlanjutannya akan terpengaruh secara langsung, dimana pada gilirannya berdampak pada lingkungan sekitar dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, bahaya yang terkait dengan bencana kebakaran di gedung perlu ditangani secara efisien dan efektif. Hal ini dapat dilakukan melalui praktik keselamatan kebakaran dan promosi penyadaran penyebab kebakaran, teknik pencegahan dan pemadaman, serta penyediaan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.

Pelaksanaan kegiatan dengan ceramah, diskusi dan simulasi menggunakan APAR. Sebelum pelaksanaan dilakukan pre test untuk mengetahu pengetahuan awal tentang menggunakan APAR dan regulasi yang mengatur, kemudian diberi edukasi tentang manajemen resiko kebakaran. Narasumber terdiri dari Tim Dosen Poltekkes yang melakukan pengabdian, dr.Yuliana Taroreh (Kapus) dan Ns.Rahmat Fajri selaku PJ Manjemen Resiko meragakan simulasi memadamkan Bara Api Kecil. Setelah simulasi kemudian dilakukan post tes, peserta sangat antusias.

Kolaborasi Poltekkes Kemenkes Palu dan Puskesmas Baolan Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah manajemen resiko bencana kebakaran melalui edukasi dan simulasi yang meningkatkan pengetahuan karyawan dalam meminimalkan resiko kebakaran.

By |2024-07-03T03:52:20+00:00Juli 3rd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

PEMBERDAYAAN KADER DALAM PEMANTAUAN GIZI PADA IBU HAMIL DENGAN KURANG ENERGI KRONIK (KEK) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANAGAISAKI KABUPATEN TOLITOLI

Hasni, Saman, Azwar

 

Tim pengabdian kepada masyarakat yang diketuai oleh Hasni, SST.,M.Keb telah melaksanakan kegiatan pengabdian kepada Kader Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kota Managaisaki Kabupaten Tolitoli berjumlah 8 orang. Setiap Kelurahan diwakili 2 orang Kader. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi pada Ibu Hamil dalam pencegahan KEK dan meningkatkan keterampilan kader melakukan deteksi dini resiko KEK melalui  pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dan penimbangan berat badan (BB).

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah kurang gizi yang terjadi pada ibu hamil. Kondisi ibu hamil dengan KEK bukan hanya beresiko pada ibu tetapi juga terhadap janin. KEK berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kematian ibu. Risiko pada bayi dapat mengakibatkan kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) bahkan kematian bayi.

Pelaksanaan kegiatan berupa pemberian edukasi tentang gizi pada ibu hamil dalam pencegahan KEK dan cara deteksi dini resiko KEK melalui power point, pembagian booklet yang berisi tentang gizi ibu hamil dalam pencegahan KEK serta simulasi cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA). Dalam materi yang diberikan, Hasni yang merupakan Dosen pada Prodi D III Keperawatan Tolitoli Poltekkes Kemenkes Palu menekankan pentingnya peran kader dalam pemantauan status gizi pada Ibu Hamil melalui penimbangan BB dan pengukuran LILA yang dilakukan setiap bulan. Disamping itu kader juga berperan melakukan pendampingan dalam pemberian makanan tambahan  pada ibu yang mengalami KEK.

Kolaborasi Poltekkes Kemnekes Palu dan Puskesmas Kota Managaisaki Kabupaten Tolitoli membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah gizi pada Ibu Hamil dengan KEK melalui edukasi tentang gizi pada ibu hamil dalam pencegahan KEK dan cara deteksi dini resiko KEK yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader, sehingga dapat membantu dalam pemantauan status gizi pada ibu hamil. Berikut Dokumentasi Kegiatan Pengabmas:

 

By |2024-07-03T03:52:33+00:00Juli 2nd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments

REVITALISASI POSBINDU LANSIA NALU II KELURAHAN NALU WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAOLAN KABUPATEN TOLITOLI TAHUN 2024

Masa Tua yang sehat dan mandiri serta produktif merupakan cita-cita bagi semua lanjut usia. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu di lakukan upaya baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat secara mandiri. Tugas Perguruan Tinggi  adalah melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi  salah satu tridarma tersebut adalah Pengabdian Masyarakat. Team Pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu turut mendukung dan mengembangkan upaya kesehatan bagi  lanjut usia .

Team Pengabdian masyarakat yang di ketuai oleh Dwi Yogyo Suswinarto melaksanakan pengabdian masyarakat  di Posbindu Nalu II Kelurahan Nalu Wilayah Kerja Puskemas Baolan Kabupaten Tolitoli. Tujuan  kegiatan adalah untuk melakukan revitalisasi  Posbindu lansia. Yaitu  mengefektifkan peran kader posyandu,  lebih meningkatkan fungsi manajemen dan  mengembangkan  kegiatan-kegiatan  di poyandu lansia.

Efektifitas Posyandu lansia sangat ditentukan oleh Kemampuan kader  dalam memahami  dan ketrampilan menjalankan posyandu, selain itu juga manajemen pengelola posyandu perlu  dikembangkan  demikian juga  kegiatan-kegiatan perlu dilakukan pengembangan dan modifikasi untuk menarik minat lansia hadir di posyandu.

Kegiatan revitalisasi posyandu lansia pada pengabdian masyarakat dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 26 – 28 April 2024,  dengan beberapa kegiatan diantaranya pelatihan kader dengan materi yang diberikan kepada kader meliputi : Kebijakan  upaya kesehatan lansia di Puskesmas,  Lanjut usia perubahan dan permasalahannya, review dan penyegaran tentang materi Posyandu. Latihan peningkatan ketrampilan meliputi  latihan pembuatan  pelaporan dan operasional 5 meja serta penerapan kegiatan pengembangan yaitu, kegiatan ibadah bersama,  Senam bersama dan Pemberian makanan tambahan (PMT).

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat telah dilakukan  evaluasi terhadap pengetahuan kader dengan melakukan pre dan post test setelah pemberian  materi  untuk evaluasi sikap dan perilaku dilakukan observasi pada saat demonstrasi kegiatan posyadu 5 meja. Hasil dari evaluasi ada peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader dalam melaksanakan kegaitan Posyandu.

Kegiatan revitalisasi posyandu yang sudah dijalankan meningkatkan kemampuan kader dalam melakukan dan menjalankan manajemen posyandu, serta memiliki pengalaman awal dalam pengembangan kegiatan2 posyandu agar lebih kreatif dan inovatif. Harapan dimasa depan kiranya  setelah pelaksanaan Pengabmas  revitalisasi Posyandu Nalu II Kelurahan Nalu Wilayah Puskesmas Baolan  menjadi lebih produktif  dan efektif.

Penulis : Dwi Yogyo S, Hasni, Yasmin

By |2024-07-03T03:52:44+00:00Juli 2nd, 2024|Keperawatan, Pengabmas|0 Comments
Go to Top